MANGUPURA, BALIPOST.com – Pengembangan perluasan bandara Ngurah Rai, saat ini mulai dikebut. Untuk perluasan apron atau area parkir pesawat di sisi Barat bandara sampai saat ini memang belum ada pekerjaan konstruksi sama sekali.
Namun, menurut Communication Head and Legal Section Head Bandara Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim, untuk luasan apron di sisi Barat, sudah akan dikerjakan. Pengembangan rencananya seluas 47,25 hektar. Hanya saja, untuk mendukung pelaksanaan IMF Annual Meeting pada Oktober mendatang, Angkasa Pura I Bandara I Gusti Ngurah Rai akan menyelesaikan dulu seluas 4,8 hektar.
Dikatakan Arie, memang dari total kontrak yang akan dikerjakan yaitu seluas 47,25 hektar. Tapi, akan ada tambahan untuk jalan dan pendukung lain sehingga total menjadi 58 hektar.
Untuk perluasan apron di sisi Barat, saat ini masih menunggu izin lingkungan tambahan. Karena, selama ini pihaknya mengaku sudah mempunyai izin lingkungan terkait reklamasi tersebut, namun hanya seluas 1,5 hektar pada tahun 2014. Sedangkan untuk luasan lahan 47,25 hektar tersebut harus disusul dengan izin baru, sebab ada penambahan lokasi dari izin semula yang dikantongi.
Ditambahkan Arie, izin itu masih berada di Kementerian Lingkungan Hidup. Pihaknya berharap bisa ke luar pada Maret. “Sambil menunggu izin tersebut, kita berjalan pararel mengurusnya. Baik pendekatan kepada Pemprov Bali untuk mengurus izin lokasi, izin pelaksanaan dan izin lingkungan. Sebab pemprov Bali tidak akan bisa menilai, jika izin lingkungan belum ada,” tambahnya.
Terkait perluasan apron di sisi barat yang menggunakan opsi reklamasi, ia mengaku akan segera melakukan sosialisasi ke masyarakat. Karena, saat proyek tersebut dikerjakan, memang harus diperhatikan bagaimana kondisi arus laut. Namun, dalam hal ini, pihaknya mengaku sudah memiliki kajian arus laut tersebut.
Dalam pengembangan perluasan bandara ini, ada tiga paket pengerjaan. Diantaranya, perluasan apron sisi barat bandara, pembangunan apron di sisi timur bandara, dan pembangunan gedung VVIP pada sisi timur bandara. Ketiga paket tersebut saat ini sedang dalam tahap Detail Engineering Design (DED). (Yudi Karnaedi/balipost)