Pembangunan rumah untuk warga Yeh Mampeh yang menjadi korban longsor setahun lalu dalam proses pengerjaan. (BP/dok)

BANGLI, BALIPOST.com – Pembangunan rumah di Dusun Yeh Mampeh, Desa Batur Selatan, Kintamani untuk merelokasi warga akibat bencana banjir bandang awal 2017 sudah rampung. Meski sudah selesai dikerjakan, akan tetapi sampai saat ini warga belum pindah karena masih menunggu hari baik.

Kalak BPBD Bangli I Wayan Karmawan, Selasa (20/2), mengatakan, berdasarkan laporan dari pengawas lapangan di desa, proses pembangunan sudah selesai dikerjakan. Kata Karmawan, untuk memastikan pembangunan sudah rampung 100 persen, pihaknya bakal segera turun ke lokasi untuk melakukan pengecekkan.

Baca juga:  Sudah Saatnya Bali Bersiap Hidup Tanpa Pariwisata

Jika sudah benar-benar rampung, barulah akan dilakukan langkah selanjutnya. “Pengerjaan pembangunan sudah sesuai dengan target awal. Setelah 23 Februari kita akan turun ke lapangan bersama pak Sekda untuk melihat kondisi bangunan,” ucapnya.

Menurut Karmawan, meskipun pembanguan rumah sudah rampung, akan tetapi belum bisa memindahkan warga karena harus berkoordinasi dengan perbekel setempat. Pemindahan warga, jelas Karmawan, sesuai dengan kepercayaan masyarakat Hindu perlu mencari hari baik. “Kami serahkan kepada perbekel kapan warga akan dipindahkan untuk menempati rumah tersebut,” katanya.

Baca juga:  Beringin "Keramat" Tumbang, Tutup Akses Jalan hingga Robohkan Tiang Listrik

Terkiat perabotan untuk di rumah itu, ia mengaku sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Sosial. Hanya saja, apa yang nantinya akan dibantu, pihaknya belum bisa memastikan.

Pembangunan rumah warga di Dusun Yeh Mampeh, Batur Selatan untuk tempat relokasi 50 KK. Dari 50 KK itu, 22 bangunan dilakukan di lahan milik pribadi dan 28 lainnya memakai lahan Laba Pura Gunung Sari Batur. Untuk satu unit bangunan rumah dianggarkan Rp 40 juta. Rinciannya Rp 25 juta menggunakan Dana Siap Pakai (DSP) dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Rp 15 juta bersumber dari sumbangan pihak ketiga saat terjadi bencana awal 2017. (Eka Parananda/balipost)

Baca juga:  Pembangunan LRT Dikhawatirkan Bernasib Seperti Tol Gilimanuk-Mengwi
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *