sidak komisi
Komisi III DPRD Bali saat menindaklanjuti keluhan masyarakat terkait kemacetan di tol Bali Mandara dengan melakukan kunjungan kerja ke PT. JBT dan BI Perwakilan Bali. (BP/rin)

DENPASAR, BALIPOST.com – Maksud hati melakukan sidak, rombongan Komisi III DPRD Bali justru terjebak dalam kemacetan menuju tol Bali Mandara, Kamis (22/2). Dewan akhirnya tidak bisa masuk ke tol diatas permukaan air itu, dan memilih mendatangi PT. Jasamarga Bali Tol (JBT) selaku pengelola. Selain itu, mendatangi pula Kantor Bank Indonesia Perwakilan Bali guna memudahkan transaksi di tol menggunakan uang elektronik (e-money).

“Kami tadi sidak, tapi ketika melewati tol kami tidak bisa masuk karena macet total, parah sekali dari baru masuk Benoa sampai pintu gerbang,” ujar Sekretaris Komisi III DPRD Bali, I Ketut Kariyasa Adnyana.

Baca juga:  Sampai Akhir Tahun, DPRD Bali Kejar 5 Ranperda Lagi

Menurut Kariyasa, banyak pengendara yang menghindari proyek underpass Simpang Tugu Ngurah Rai melalui tol Bali Mandara. Inilah yang kemudian menyebabkan kemacetan. Kondisi ini diperparah lagi dengan banyaknya pengguna tol yang belum siap menerapkan uang elektronik (e-money). Baik karena tidak membawa kartu tol, maupun tidak memiliki saldo uang elektronik. Proses pembayaran menjadi lambat, padahal kendaraan yang antri sudah mengular.

“Hanya satu pintu untuk membeli langsung kartu tol (e-money, red) sehingga agak memperlambat. Kalau membayar langsung dengan kartu tol itu cuma 2 detik, tapi kalau manual bisa menghabiskan waktu 3 menit,” jelas Politisi PDIP ini.

Baca juga:  Agustus 2024, Kunjungan Wisman Naik Dibandingkan Periode Sama 2023

Kariyasa menambahkan, pihak JBT sudah disarankan untuk membuat e-money mobile reader. Atau mesin pembaca uang elektronik yang sifatnya mobile sehingga bisa melakukan jemput bola terhadap pemilik kendaraan yang antri. JBT sendiri dikatakan siap mengeluarkan tenaga untuk memberikan pelayanan itu. Hanya saja, otoritas uang elektronik ada di pihak bank. Komisi III lantas mendatangi Bank Indonesia untuk membahas masalah ini lebih lanjut.

“Untuk mengurai kemacetan, kami meminta BI menambah 4 mobile reader di setiap pintu sehingga tidak membuat kemacetan di pintu masuk tol dan pintu keluar,” imbuhnya.

Baca juga:  2020, Nilai BPNT akan Naik Jadi 150 Ribu

Kariyasa melanjutkan, BI juga menyadari pentingnya menjaga image pariwisata. Adanya kemacetan panjang tentu akan merusak citra pariwisata Bali di mata wisatawan. Terlebih sebelumnya, kemacetan di tol menuju bandara sudah dikeluhkan oleh wisatawan Perancis dan Cina. Oleh karena itu, BI langsung menjadwalkan pertemuan dengan semua bank penyedia uang elektronik, Jumat (23/2) ini. Sementara Komisi III juga akan mengundang semua komponen terkait untuk mengatasi kemacetan, Senin mendatang. Diantaranya, otoritas bandara internasional I Gusti Ngurah Rai, Dinas Perhubungan Provinsi Bali, Pelaksana PU, JBT, dan bank. “Itu langkah kita untuk mengatasi keluhan dari masyarakat,” tandasnya. (rindra/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *