pengguna internet
Samuel Abrijani Pangerapan selaku Dirjen aplikasi informatika kemenkominfo (tiga kiri) saat menghadiri kegiatan DRiM (Digital and Risk Managemet in Insurance) 2018, Kamis (22/2) di Nusa Dua. (BP/edi)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Perkembangan penguna internet di Indonesia terus meningkat, bahkan kenaikannya sangat tajam. Dari data tahun 2012 lalu, penggunanya baru sejumlah 63 juta. Namun, dalam waktu 5 tahun, sudah meningkat lebih dari dua kali lipat yaitu sebanyak 143.28 juta pada tahun 2017.

Hal itu menandakan bahwa sudah lebih dari 50 persen warga Indonesia saat menjadi warga net. Yang mana Kehidupannya masyarakat sebagian besar sudah menjadi warga dunia. “Lebih dari 50 persen warga Indonesia sudah menjadi warga net, dengan tata kelolanya juga diatur oleh tata kelola internet yang ada dunia,” kata Samuel Abrijani Pangerapan selaku

Baca juga:  Selama 4 Tahun, Perdagangan Indonesia Surplus 157,21 Miliar Dolar AS

Dirjen aplikasi informatika kemenkominfo saat ditemui disela kegiatan DRiM (Digital and Risk Managemet in Insurance) 2018, Kamis (22/2) di Nusa Dua.

Sementara, pengguna perangkat smartphone juga mengalami peningkatan. Untuk sim card telekomunikasi, dikatakannya saat ini sudah terdaftar sebanyak 229 juta. Dan nantinya yang sudah terdaftar tersebut, akan kembali dilakukan verifikasi untuk kebenaran datanya. “Sehingga kalau sim card ini sudah terdaftar, nantinya bisa digunakan sebagai Know Your Customer (KYC) baik di bidang perbankan maupun Asuransi,” pungkasnya.

Dengan dimulainya revolusi industri 4.0, tentunya peran manusia akan lebih banyak digantikan perannya oleh tenaga mesin. Untuk itu, semua pihak diharapkan bisa lebih cerdas lagi. Dengan bagaimana menghasilkan lapangan kerja baru. “Ini akan menjadi tantangan saat memasuki revolusi industri 4.0,” ujarnya.

Baca juga:  Nilai Ekspor Batik Capai 27 Juta Dolar AS

Dari sisi industri sendiri, persiapan dalam penerapan transformasi digital masih perlu ditingkatkan.Hal ini merujuk pada data dari The Microsoft Asia Digital Transformation, Enabling The Intelligent Enterprise yang menyebutkan bahwa sebanyak 90 persen pebisnis di Indonesia menyatakan perlunya melakukan transformasi digital untuk mendukung pertumbuhan perusahaan. Namun dari jumlah tersebut, hanya 27% di antaranya yang mengaku sudah mempunyai strategi yang menyeluruh guna menyambut transformasi digital.

Ketua Umum Dewan Asuransi Indonesia (DAI) dan Ketua Umum AAJI Hendrisman Rahim mengatakan, pada DRiM kali ini, pihaknya menggandeng pembicara berkelas dunia seperti Scott Bales yang memberikan materi mengenai Consumer of The Future 2023, Prof. Rhenald Kasali mengenai Facing The Disruption Era, serta Dr. Antonius Alijoyo mengenai Enterprise Risk Management in Digital Environment. Selain itu, juga perwakilan pemerintah dan regulator untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman akan penerapan teknologi dan bagaimana memitigasi risiko terkait.

Baca juga:  Indonesia Masuki Gelombang Keempat Penularan Covid-19

“Hal ini kami yakini akan semakin meningkatkan kemampuan industri dalam menjawab kebutuhan konsumen yang terus berubah, meningkatkan penetrasi asuransi, dan memberikan nilai tambah dalam memajukan pertumbuhan industri asuransi.” katanya. (yudi karnaedi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *