Petani resah karena tanaman padinya terserang cacar daun. (BP/olo)

NEGARA, BALIPOST.com – Puluhan hektar padi di Subak Gede, Yehembang terserang penyakit cacar daun atau daun mengering. Seperti yang terlihat Kamis (22/2), hamparan sawah di pinggir Pantai Yehembang itu banyak ditemui terserang penyakit dengan ciri daun-daun padi merangas dan mati itu.

Kondisi tersebut membuat para petani yang menunggu panen resah. Mereka meyakini serangan penyakit ini akan berdampak pada hasil produksi padi yang mereka tanam. Sejumlah petani yang ditemui mengungkapkan kekhawatiran mereka sejak mendapati ciri-ciri tanaman padi mereka yang diantaranya kering.

Baca juga:  Libur Lebaran, Kunjungan ke DTW Ulun Danu Beratan Alami Peningkatan 100 Persen

Kondisi itu ditemui sejak padi berumur 1,5 bulan. Padi yang mulanya berwarna hijau, tiba-tiba menguning dan kering. Padahal belum memasuki masa panen, bahkan belum keluar bulir.

Mendapati kondisi tersebut, agar tidak merembet ke tanaman lainnya, petani berupaya mengendalikan penyakit dengan melakukan penyemprotan. Upaya itu dilakukan secara rutin minimal dua kali seminggu. Tetapi, kendati sudah disemprot secara intensif, tetap tidak berhasil mencegah tanaman mati. Daun-daun padi tetap mengering hingga menjalar ke tanaman padi lainnya.

Baca juga:  Padi Hitam, Pengembangannya Terbentur Pasar

Gusti Ketut Biasa, mengungkapkan dari 1,5 hektar sawah yang digarap, sudah 50 are mengering terserang penyakit. Walaupun sudah melakukan antisipasi dengan menyemprot, banyak padi yang sudah mengering.

Selain tanaman padi miliknya, penyait itu juga menyerang tanaman padi lainnya milik para petani di subak tersebut. Dari puluhan hektar padi yang berada di pinggir pantai, diantaranya terdampak penyakit tersebut. “Khawatirnya berdampak pada hasil buah (bulir) padi,” ujarnya.

Baca juga:  Peringatan 22 Tahun Bom Bali Jadi Momentum Melanjutkan Hidup

Berkaca dari pengalaman sebelumnya, tanaman padi yang mengering sebelum berbuah berdampak pada buah padi. Biasanya bulir padi banyak yang kosong dan tumbuhnya tidak normal. Para petani berharap agar ada pendampingan dan penanggulangan agar penyakit ini tidak semakin merembet ke tanaman lainnya yang masih normal. (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN

1 KOMENTAR

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *