SEMARAPURA, BALIPOST.com – Bertahun-tahun tiga desa di Klungkung masuk kategori tak ada sinyal atau blank spot. Hal tersebut sebagai dampak nihilnya tower telekomunikasi.
Menyikapi hal tersebut, pemkab pun gencar meminta provider untuk berinvestasi. Namun, menurut Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Klungkung, Wayan Parna, Minggu (25/2), belum ada yang tertarik.
Mantan Kabag Humas dan Protokol Setda Klungkung ini mengungkapkan desa yang tercatat blank spot tersebar di dua kecamatan, yakni Nusa Penida pada Desa Sekartaji dan Klumpu serta Desa Pikat di Kecamatan Dawan. Kondisi ini telah terjadi selama bertahun-tahun. “Ini yang blank spot. Kalau pun ada sinyal, putus-putus. Sama sekali tidak ada tower seluruh provider,” ungkapnya.
Dihadapkan kondisi demikan, masyarakat menjadi kesulitan dalam berkomunikasi via ponsel. Hal yang bersifat urgent tidak dapat disampaikan secara cepat.
Di tengah situasi itu, ada yang hingga bergeser ke desa lain untuk mencari sinyal. Supaya tak terus berlanjut, pemkab telah mencoba mencari jalan keluar dengan melakukan komunikasi bersama provider supaya bisa menanamkan modal di wilayah tersebut. Namun belum ada yang tertarik. “Beberapa provider kami tawari. Tetap sampai sekarang belum ada yang minat,” jelasnya.
Hal itu diduga akibat prospek bisnisnya kurang menjanjikan, di samping kondisi geografis yang kurang mendukung. “Di Nusa Penida, kondisi wilayah berbukit. Kemungkinan ini menjadi penyebab belum ada yang mau,” kata Parna.
Mengingat keberadaan tower sangat diharapkan, ia tetap berusaha menggaet investor. Minimal, harapannya bisa ada di perbatasan desa tersebut. “Pemkab telah membuat progam smart city. Berbagai hal nantinya akan diakses dengan melalui internet. Bisa juga menyampaikan keluhan. Makanya provider sangat diperlukan,” tandasnya. (Sosiawan/balipost)