SEMARAPURA, BALIPOST.com – Suasana pelabuhan Tribhuana, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Selasa (27/2) sangat berbeda dari sebelumnya. Aktivitas penyebrangan ke Nusa Penida naik hingga tiga kali lipat. Menyusul pujawali di Pura Penataran Ped, Rabu (28/2).
Pengawas pelabuhan, I Made Suardika menuturkan kedatangan masyarakat yang menyebrangan ke kepulauan The Blue Paradise Island itu sudah berlangsung sejak pukul 05.00 Wita. Bahkan, loket pembelian tiket sempat membludak. Sangat berbeda dari hari sebelumnya yang tergolong lengang. “Penyebrangan sangat ramai. Sejak pukul 06.20 Wita sampai 10.30 Wita, sudah ada 15 trip. Kalau hari biasanya hanya ada enam dari pagi sampai sore,” terangnya.
Meski situasi demikian, pelayanan masih tetap menghandalkan empat boat yang kapasitasnya dari 55 hingga 75 orang. Penyebrangan itu tidak hanya dilakukan pamedek berasal dari berbagai daerah di Klungkung maupun lainnya. Namun juga masyarakat Nusa Penida yang sengaja untuk mudik. “Besok Buda Cemeng Kelawu, pujawali di Pura Dalem Ped. Itu sebabnya banyak yang menyebrang. Hari ini (kemarin-red) puncaknya. Untuk sewa, tetap Rp 50 ribu,” katanya.
Disampaikan lebih lanjut, cuaca di laut juga sangat baik. Gelombang masih tergolong tenang. Jika cuaca buruk melanda, pihaknya akan mengalihkan penumpang ke Pelabuhan Padangbai, Karangasem. “Dari sana penyebrangan pakai roro,” sebutnya.
Aktivitas penyebrangan ini diperkirakan lebih padat hingga 1 Maret mendatang, bertepatan dengan Purnama. Itu pun tak hanya berasal dari Tribhuana, namun juga sebaliknya. “Saat Purnama, biasanya warga dari daratan banyak tangkil kesana. Terus warga Nusa Penida banyak yang balik ke daratan,” imbuhnya.
Seorang warga asal Desa Timuhun, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, I Nengah Jata mengaku rutin tangkil ke Pura Dalem Ped saat pujawali. Meski terjadi peningkatan penumpang, penyebrangan dinilai masih lancar. “Sudah biasa nyebrang dari sini,” katanya.
Selain pengusaha boat, lonjakan penumpang juga memberikan angin segar untuk jasa penitipan kendaraan. Parkir yang disediakan tidak mampu menampung. Bahkan, beberapa harus ditempatkan di luar. (sosiawan/balipost)