Mengkudu. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Rasanya yang pahit dan baunya yang menyengat membuat banyak orang tak suka dengan mengkudu. Padahal, buah yang satu ini banyak manfaatnya untuk kesehatan kulit wajah.

Dikutip dari klikdokter.com, mengkudu atau morinda citrifolia termasuk dalam kelompok tanaman kopi-kopian. Buah ini memiliki banyak sebutan mulai dari buah pace, kura, dan noni, serta banyak tumbuh di Asia Tenggara dan Australia.

Sudah bukan rahasia lagi bahwa mengkudu mengeluarkan aroma yang tidak sedap, bahkan membuat ingin muntah sehingga tak jarang orang menyebutnya sebagai “vomit fruit”. Tak hanya itu, tekstur kulit buahnya yang kasar membuatnya tampak tidak menarik untuk dikonsumsi.
Walau penampilannya kurang menarik, berbagai zat yang terkandung dalam mengkudu rupanya memiliki manfaat bagi kulit wajah.

Baca juga:  Puluhan Kasus COVID-19 Dilaporkan China

Manfaat tersebut adalah:

1. Mencegah keriput

Mengkudu mengandung zat aktif antrakuinon. Antrakuinon dapat memicu pembentukan kolagen yang diperlukan untuk menjaga elastisitas kulit. Inilah yang menjadikan mengkudu dapat membantu mencegah keriput dan menjaga kulit wajah tetap kencang. Sebuah studi ilmiah menyebutkan bahwa konsumsi ekstrak mengkudu dapat mencegah terjadinya penuaan dini pada kulit.

2. Membantu menjaga sel kulit

Kandungan asam lemak esensial dan zat peroxironine dalam mengkudu dapat melindungi dinding sel, memperbaiki sel yang rusak termasuk sel kulit. Tak hanya itu, vitamin C serta antioksidan dalam mengkudu juga dapat membantu menjaga kulit dari kerusakan akibat radikal bebas dari makanan dan polusi udara.

Baca juga:  Daun Mangga, Ini 7 Manfaatnya

3. Membantu penyembuhan berbagai penyakit kulit

Mengkudu memiliki efek antibakteri dan antiperadangan. Inilah yang membuatnya dapat membantu proses penyembuhan penyakit kulit seperti eksim, luka bakar derajat ringan, ruam kemerahan karena alergi, dan penyakit jamur.

Perlu diingat bahwa dalam kondisi ini, mengkudu hanya berperan sebagai penyokong dari obat-obatan yang diberikan, bukan sebagai terapi utama. (Goes Arya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *