AMLAPURA, BALIPOST.com – Seruan bersama mematikan internet saat Nyepi kian jadi pro kontra. Pasebaya sebagai lembaga yang dipercaya memantau aktivitas Gunung Agung, juga bereaksi terhadap seruan ini.
Ketua Pasebaya Lingkar Gunung Agung, I Gede Pawana, dihubungi Rabu (7/3) mengatakan akan menanyakan langsung maksud dari seruan ini kepada lembaga terkait. Sebab, kalau yang dimaksud agar internet mati total, menurutnya jelas ini akan mengganggu upaya mitigasi bencana erupsi Gunung Agung yang dipantau selama 24 jam penuh berbasis online.
Pawana mengaku saat ini tidak berada dalam posisi setuju atau tidak setuju dengan seruan ini. Dia ingin mencari tahu detil seruan tersebut lebih dulu dan menanyakan langsung kepada yang bersangkutan.
Pada intinya, dia tak mau kerja relawan Pasebaya di lapangan terganggu. Sebab, dengan status siaga (level III) Gunung Agung sekarang, tidak ada yang bisa menebak kapan Gunung Agung meletus.
Tanggung jawab memberikan informasi yang benar dalam mengedukasi masyarakat, juga harus tetap mampu diemban dengan baik. “Seluruh informasi kami semuanya berbasis internet, lewat WA grup. Baik kepada pimpinan pusat maupun pihak luar negeri. Coba saya tanyakan dulu apa maksud seruan ini, sebelum Pasebaya Agung mengambil sikap,” tegas Pawana.
Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho, dihubungi terpisah juga mengatakan aktivitas mitigasi bencana pasti terganggu, kalau internet mati total di Bali. Namun, meski ada seruan lembaga umat di Bali kepada Kemenkominfo RI, kalau pun dipenuhi, dia yakin tidak semuanya dimatikan.
Instansi yang memerlukan internet untuk memantau bencana seperti BPBD, BMKG, PVMBG, Basarnas, Pasebaya dan lembaga terkait lainnya, tentu masih bisa mengakses internet. “Kewenangan semua itu tentu ada di Kemenkominfo. Tunggu saja. Pasti ada jalan terbaik,” katanya. (Bagiarta/balipost)