BANGLI, BALIPOST.com – Hujan lebat yang mengguyur wilayah Bangli kembali memicu terjadinya banjir di wilayah Kota Bangli. Banjir yang terjadi ini merupakan kali kedua yang terjadi pascadrainase baru selesai diperbaiki. Kondisi itupun dikeluhkan sejumlah warga yang melitas di depan Jalan Brigjen Ngurah Rai tepatnya di depan Kantor Bupati Bangli.
Berdasarkan pantaun dilapangan, air yang mengalih di sebelah utara lapangan Kapten Mudita kembali meluap. Besarnya air, membuat sampah yang dibawa kembali meluber ke jalan raya. Kondisi itu membuat para pengedara menjadi terganggu.
Agar tidak terjatuh, pengendara pelan-pelan akibat air yang meluap cukup besar. Tapi ada juga sejumlah pengendara nekat naik ke drainase untuk menghidari terjangan banjir yang cukup deras. “Saya tidak mengerti meski dranianse sudah diperbaiki, tapi tetap saja banjir. Jika kondisinya terus seperti ini, maka apa artinya pebaikan yang sudah dilakukan ini,” keluh salah seorang pengedara motor yang melintas.
Sementara itu Kadis DLH Ida Ayu Yudi Sutha, megatatakan pihaknya langsung menerjunkan petugas ke lapangan untuk membersihkan banjir yang membawa material sampah ke jalan raya. “Kita terunkan petugas untuk membersihkan sampah-sampah yang berserakan di jalan termasuk mengangkat sampah di saluran yang membuat air naik ke jalan. Kita terjunkan sebanyak 20 petugas untuk menangani itu,” ucapnya.
Sekretariat Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang, Perumahan dan Kawasan Pemukiman (PUTRKP) Bangli, I Made Soma menambahkan, pihaknya memang suduh melakukan berbagai upaya untuk agar Kota Bangli tidak kebanjiran lagi salah satunya melakukan normalisasi saluran drainase. Namun, dengan berpaikan itu belum mampu menjawan Kota Bangli bebas dari banjir.
Luapan air akibat sampah yang menumpuk di jaring penangkap sampah yang kita pasang di Timur Bank BNI. Karena banyaknya sampah yang numpak disana, makanya air menjadi tidak lancar mengalir, sehingga air meluber ke jalan raya. Tapi kalau tidak diisi penyaring seperti itu, maka sampah bisa saja masuk ke dalam drainase. Dan itu akan tambah parah lagi karena kita akan kesulitan membersihkannya.
Kata dia, kalau dulu pihaknya menyediakan tenaga penggelontor saluran drainase. Namun sejak beberapa tahun ini, anggaran untuk tenaga pengelontor saluran dirainse tidak lagi dianggarkan. “Kalau dulu ada got tersumbat sudah ada yang menangani. Dan di tahun berikutnya kita kembali akan menganggarkan untuk tenaga penggelontor ini,”jelasnya.
Disinggung kelanjutan proyek normalisasi drainase di Kota Bangli, kata dia, lantaran pengerjaan proyek pada tahun 2017 molor, maka tahun 2018 pihaknya tidak berani lagi memasang anggaran untuk kelanjutan perbaikan drainase. Pasalnya, proyek tahun 2017 lalu masih dikerjakan hingga bulan Februari lalu, sementara pembayarannya dianggarkan di APBD perubahan 2018. “Kemungkinan kelanjutan drainase ini akan dianggarkan kembali tahun 2019 mendatang,”tegas Soma. (eka prananda/balipost)