JAKARTA, BALIPOST.com – Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K), secara resmi membuka kegiatan Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) tahun 2018 yang digelar pada 5 hingga 8 Maret di International Convention Exhibition (ICE) BSD Tangerang. Dalam acara yang dihadiri lebih kurang sebanyak 1.850 peserta, yang terdiri dari 526 peserta pusat dan 1.274 peserta daerah, secara khusus Menkes menyatakan bahwa Rakerkesnas secara khusus bertujuan untuk menyusun rencana aksi daerah (RAD) baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang dalam pembangunan kesehatan di wilayahnya.

Hal ini merupakan benang merah dari tema besar yang diusung pada gelaran Rakerkesnas 2018, yaitu “Sinergisme Pusat dan Daerah dalam Mewujudkan Universal Health Coverage (UHC).” UHC merupakan suatu keadaan di mana setiap orang dapat menerima kebutuhan dasarnya berupa layanan kesehatan, mulai dari upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif demi tercapainya status kesehatan yang lebih baik, tanpa adanya kekhawatiran kesulitan finansial dalam mengaksesnya.

Baca juga:  Astra Untuk Indonesia Sehat, Festival Kampung Berseri Astra Hadir di Denpasar

Dijelaskan Menkes, upaya mewujudkan UHC ini bukan langkah yang mudah. Bukan hanya melihat pada angka cakupan kepesertaan jaminan kesehatan nasional (JKN) melalui Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang terus mengalami peningkatan. Pada 2014 tercatat kepesertaan sebanyak 133,4 juta jiwa terus meningkat hingga data per 1 Februari 2018 telah mencapai 192.029.645 jiwa.

Lebih dari itu, program JKN mampu menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia akan pelayanan kesehatan terbukti dari tingginya angka pemanfaatan JKN oleh pesertanya, yakni sebesar 219,6 juta kunjungan sampai dengan akhir 2017. Peningkatan kepesertaan dan tingginya angka pemanfaatan di hilir alur sistem pembangunan kesehatan tentu perlu diimbangi dengan kecukupan jumlah dan distribusi fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes), baik di tingkat primer maupun rujukan. Karena itu, penguatan Fasyankes menjadi salah satu komitmen utama pemerintah untuk menjaga kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

Baca juga:  Gelombang Repatriasi Masih Berlanjut, Ratusan ABK Tiba di Pelabuhan Benoa

“Terkait tiga prioritas masalah yang diangkat, karena kita perlu mencegah, perlu mendeteksi, dan perlu segera melakukan respons cepat,” tutur Menkes.

Dalam kegiatan ini dibahas tiga isu penting, yakni Tuberkulosis (TBC), Peningkatan Cakupan dan Mutu Imunisasi, dan Gizi Masyarakat yang Berfokus pada Pencegahan Stunting. (kmb/balitv)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *