NEGARA, BALIPOST.com – Mendekati Hari Raya Nyepi, sejumlah harga kebutuhan pokok di Jembrana mengalami kenaikan. Terutama untuk Beras yang sejak awal tahun lalu tidak bergeming di kisaran harga Rp 11 ribu per kilogram. Melambung melampaui Harga Eceran Tetap (HET) yang ditetapkan pemerintah. Padahal saat ini sudah memasuki bulan Maret dimana panen raya sudah mulai berlangsung. Harga gabah kering panen (GKP) juga sudah mulai turun mendekati Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
Dari pengamatan di sejumlah pasar tradisional Kamis (8/3), harga beras medium masih sama dengan sepekan lalu. Di kisaran Rp 10.500 hingga Rp 11.000 per kilogram. Sejumlah pedagang yang ditemui mengatakan tidak mengetahui pasti apa penyebab harga kebutuhan pokok ini belum turun.
Sementara itu berkaitan dengan kondisi ini, Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) Jembrana berencana akan menggelar operasi pasar (OP). Dari pemantauan Dinas, memang harga sembako khususnya beras medium masih tinggi di pasaran. Berbeda dengan kebutuhan pokok lainnya yang tergolong normal.
Kepala Dinas Perindagkop, Made Gede Budhiarta mengatakan dari pemantauan rutin, didapati harga beras medium di kisaran Rp 11 ribu. Kondisi ini menurutnya terjadi secara nasional. Diakuinya, kendati telah dilakukan OP dari Bulog pada Februari lalu, tidak berdampak signifikan. Menurutnya dalam OP itu beras yang disediakan terbatas.
Sementara kebutuhan beras sangat tinggi. Namun, OP ini tetap membantu masyarakat mendapatkan beras dengan harga standar HET.
Mendekati Hari Raya Nyepi ini, Dinas akan menggelar pasar murah dengan salah satu item yang dijual beras. Diharapkan dengan diadakannya pasar murah menjelang Nyepi ini akan memberikan pengaruh yang lebih signifikan. Apalagi bertepatan dengan panen raya.
Selain pasar murah, upaya yang lain akan dilakukan adalah dengan menyambangi sejumlah pabrik penyosoh beras. Dinas akan memantau perkembangan dimana saat ini gabah sudah mudah didapat dan harganya pun turun. Sebelumnya, sejumlah pengusaha penyosohan mengeluarkan harga tinggi lantaran biaya produksi juga tinggi. Terutama harga bahan baku berupa gabah.
Di sisi lain, Ketua Perpadi Jembrana, Putu Sentana mengatakan per saat ini sejatinya harga dari pabrik sudah terus turun. Bahkan Kamis (8/3), harga per kilogram dari pabrik penyosohan yang dikelolanya Rp 9.500. “Kalau kemarin (Rabu) juga sudah Rp 4.600 per kilogram, kita juga tidak tahu (harga di pasaran tinggi),” tandasnya.
Dari koordinasi dengan pengusaha penyosohan lainnya, harga jual beras dari pabrik sudah terus turun. Pasalnya harga pembelian gabah di pabrik kini juga sudah turun yakni Rp 4.800 per kilogram dari sebelumnya pernah hingga Rp 5.500 per kilogram. (surya dharma/balipost)