DENPASAR, BALIPOST.com – Perintis Matahari Department Store Hari Darmawan ditemukan tewas di Sungai Ciliwung, Bogor, Jawa Barat pada Sabtu (10/3) setelah dilaporkan hilang sejak Jumat (9/3) malam.
Rencananya, pria berusia 77 tahun akan disemayamkan di rumah duka Kerta Semadhi Cargo, Denpasar. Jenazahnya diperkirakan tiba di Bali Minggu (11/3) dini hari.
Berdasarkan informasi yang dihimpun di lapangan, jenazah akan dikremasi di Krematorium Kerta Semadhi Mumbul, Nusa Dua pada Rabu (14/3). Pemilihan tempat kremasi di Bali sesuai amanat Hari Darmawan yang disampaikan kepada keluarga sebelum meninggal.
Puluhan karangan bunga ucapan belasungkawa dari kerabat dan sahabat, hingga rekanan bisnis almarhum Hari Darmawan sudah tampak berjejer di rumah duka Kertha Semadi. Sejumlah karyawan dan managemen Matahari Duta Plaza yang beralamat di Jalan Dewi Sartika, Denpasar tampak menunggu kedatangan jenazah.
Store Manager Matahari Duta Plaza Jalan Dewi Sartika Kadek Suwardana mengatakan, Hari Darmawan dikenal sebagai sosok pengayom. Semua karyawan yang menjadi satu tim kerja, dianggap sebagai keluarga.
“Beliau tidak hanya mengayomi, tetapi memotivasi karyawan bahwa kami tidak hanya karyawan tapi merupakan bagian dari keluarga. Yang jelas seperti tidak ada jarak antara atasan dengan karyawan. Beliau selalu memotivasi, kita harus maju bersama, jangan merasa jadi karyawan bawah,” tuturnya.
Baginya, Hari Darmawan dikenal sosok pekerja keras dan ulet. Namun sama sekali tidak menempatkan diri sebagai owner perusahaan ritel raksasa itu, melainkan membaurkan diri seperti keluarga. “Bapak sangat bersahaja. Siapapun yang mengenalnya pasti akan sangat kehilangan,” ceritanya.
Hari Darmawan tidak pernah marah kepada karyawannya. Namun berupaya membangun semangat karyawan agar termotivasi memajukan perusahaan lebih baik.
“Beliau tidak pernah marah, tapi memberikan motivasi yang membangun. Beliau kalau ke daerah-daerah termasuk di Bali, selalu dengan spirit tinggi. Bercerita tentang pengalamannya dan ingin menularkannya. Bukan malah mengkritik bagaimana kinerja kita. Tapi justru memberi kritik membangun,” katanya.
Suwardana pun mengaku terakhir bertemu dengan Hari Darmawan satu tahun lalu di bandara sebelum berangkat ke Jakarta. “Beliau menyapa waktu itu. Dan saya lihat beliau sendiri saat itu, tanpa ajudan maupun pengawal. Sangat sederhana pokoknhlya. Makanya dengar berita ini saya sangat kaget, karena sangat tiba-tiba,” tandasnya. (Citta Maya/balipost)