PEKALONGAN, BALIPOST.com – Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga mengatakan koperasi harus dikelola secara baik dan professional agar memberi manfaat kepada masyarakat. Jika kinerja koperasi sehat dan berkualitas akan menghasilkan PDB koperasi tinggi yang akan menopang pertumbuhan ekonomi yang merata. Hal itu ditegaskan Puspayoga dalam pembukaan Rapat Anggota Tahunan (RAT) ke-44 Tahun Buku 2017 Kospin Jasa, Sabtu di Pekalongan, Sabtu (10/3).
Turut hadir Ketua Umum Kospin Jasa Andi Arlsan Djunaid, Walikota Pekalongan Saelany Machfudz, Sekjen MUI K.H Anwar Abas yang juga Dewan Penasehat Kospin Jasa.
Puspayoga menegaskan visi Presiden Jokowi adalah pertumbuhan ekonomi harus diikuti oleh pemerataan kesejahteraan. Pertumbuhan tidak boleh dinikmati segelintir orang, harus memberikan keadilan kepada masyarakat. “Jalan untuk mencapai pemerataan kesejahteraan tidak lain adalah koperasi. Karena konsepnya koperasi adalah perkumpulan orang. Semakin banyak koperasi itu semakin banyak masyarakat itu sejahtera,” tegas Puspayoga.
Karena itu, dia mengatakan, Kementerian Koperasi dan UKM telah menjalankan Reformasi Total Koperasi untuk meningkatkan kualitas koperasi. Setelah lebih dua tahun implementasinya terbukti mampu mendorong peningkatkan PDB koperasi dari 1,71% pada 2014, naik menjadi 4% tahun 2016.
Dia menegaskan PDB koperasi tidak bisa lagi pada angka yang rendah harus terus dikejar pertumbuhannya. Banyak perubahan dalam regulasi yang dilakukan pemerintah untuk berpihak kepada koperasi. “Tanpa koperasi berperan baik, tidak akan terjadi pemerataan kesejahteraan. Marilah bersama-sama koperasi betul-betul berperan untk anggota,” kata Puspayoga.
Ketua Umum Kospin Jasa Andi Arlsan Dujanaid dalam sambutannya mengatakan kinerja Kospin Jasa berhasil mencatatkan sejumlah pencapaian positif meski situasi ekonomi makro mengalami perlambatan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diprediksi 5,2% hanya tercapai 5,1%. Kondisi ini sangat berpengaruh kepada ekonomi sektor riil.
Dia memaparkan pada tahun 2017, Kospin Jasa berhasil mencatatkan aset Rp 6,428 triliun untuk layanan keuangan konvensional, tumbuh 11,44% dai tahun 2016 yang membukukan Rp 5,768 triliun. Diakuinya, untuk layanan keuangan konvensional biasanya mampu mencapai pertumbuhan di atas 15%.
Adapun simpanan tahun 2017 berhasil mencapai Rp 5,7 triliun naik 15,68% dari tahun 2016 yang besarnya Rp 4,9 triliun. “Hanya saja pinjaman tidak tumbuh signifikan, hanya 2,78%. Saya imbau anggota yang membutuhkan modal usaha datanglah ke Kospin Jasa,” kata Andi.
Peningkatan yang sangat baik justru ditunjukkan oleh kinerja keuangan syariah. Pada 2017, aset layanan syariah tumbuh 16,94% menjadi Rp 1,5 triliun dari sebelumnya Rp 1,3 triliun. Simpanan juga menunjukkan kenaikan yang tinggi, yakni Rp 1,49 triliun atau tumbuh 18,82%. Di sisi pinjaman tumbuh 12,8%. (Nikson/balipost)