Anggota Pecalang atau satuan pengamanan adat Bali memantau situasi jalan Legian saat pelaksanaan Hari Raya Nyepi di kawasan Monumen Bom Bali, Kuta, Bali. (BP/dok)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Selama pelaksanaan hari raya Nyepi di wilayah Kuta, pengelola hotel, pengelola villa termasuk pemilik rumah yang disewakan kepada orang asing, diminta untuk mengedukasi tamunya. Hal itu penting dilakukan demi tertib dan lancarnya pelaksanaan hari raya Nyepi. Hal itu ditegaskan Plt Camat Kuta, Made Widiana, Senin (12/3).

Menurutnya, pengelola maupun pemilik penginapan ini diminta untuk mengedukasi sehingga tamu yang menginap tidak bepergian, tidak keluar maupun membunyikan alat-alat hiburan maupun musiik selama perayaan nyepi. Hal itu mulai diterapkan pukul 06.00 wita pada hari Sabtu (17/3) sampai hari Minggu (18/3) pukul 06.00 wita.

Baca juga:  Di Bandara Ngurah Rai, Banyak Maskapai Masih Batalkan Penerbangan 

“Mereka perlu memahami catur brata penyepian ini, sehingga kekusyukan daripada pelaksanaan nyepi bisa terjaga bersama-sama,” ujarnya.

Sementara, saat malam pengrupukan, kepada warga pengarak ogoh-ogoh, diharapkan untuk menghindari mengkonsumsi minuman beralkohol. Dengan harapan, bisa meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan. “Setelah usai pengarakan ogoh-ogoh, agar bisa kebali ke masing-masing banjar dan tidak melakukan kegiatan di pinggir jalan,” harapnya.

Dihubungi terpisah, Bendesa Desa Adat Kuta, I Wayan Swarsa menyampaikan, persiapan pelaksanaan hari raya Nyepi tahun ini relatif sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Mulai dari rangkaian melasti yang akan dilaksanakan pada tanggal 14 Maret. Dikatakannya, berbagai bentuk kreativitas dan hiburan akan digelar di Desa Adat Kuta, yaitu Festival Seni Budaya (FSB) ke-8. Festival ini menjadi kegiatan tersendiri di luar prosesi Nyepi seperti upacara yadnya pemlastian, pengrupukan, catur brata penyepian, maupun ngembak geni.

Baca juga:  Gubernur Koster : Tanamkan Jiwa Pusaka Generasi Bali

Pada malam pengrupukan, kata Swarsa akan diadakan pagelaran Sendratari, Lomba Ogoh-ogoh, di depan Pura Desa – Bale Agung Desa Adat Kuta. Sedangkan, pada hari Nyepi yang berbarengan dengan hari raya Saraswati, tentu perayaan saraswati tetap dilaksanakan dengan mengambil tahapan yang sederhana. “Sesuai keputusan desa adat, pelaksanaan Saraswati harus sudah selesai pukul 06.00 wita Sabtu (17/3) dan dilanjutkan pelaksanaan catur brata penyepian,” terangnya.

Baca juga:  Penanganan Jalan Amblas di Selati Diusulkan di Perubahan

Sedangkan pada hari ngembak geni pada Minggu (18/3), akan diadakan Grand Final Pemilihan Jegeg Bungan Desa (JBD), Parade gong kebyar anak-anak, semarak Pasar Majelangu Desa Adat Kuta. “Ada empat bentuk kreativitas yang akan ditampilkan, yaitu lomba ogoh-ogoh antar sekaa teruna se-Desa Adat Kuta, pemilihan Jegeg Bungan Desa (JBD), parade gong kebyar anak-anak, dan semarak pasar majelangu,” tambahnya. (yudi kurnaedi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *