Pekerja sedang membuat produk kecantikan menggunakan VCO. (BP/san)

TABANAN, BALIPOST.com – Dalam meningkatkan perekonomian anggotanya, Kelompok Wanita Tani (KWT) Nadi Sari di Banjar Kulkul Batu Desa Dalang Selemadeg Timur ini mendorong anggotanya untuk membuat olahan kelapa menjadi bahan baku VCO. Tidak hanya sebagai VCO, produk KWT Nadi Sari ini juga merambah ke produk lulur, sabun dan lotion.

Sayangnya produk ini belum bisa dipasarkan ke pasar modern karena belum lolos uji BPOM. Direktur Perusahaan Daerah Dharma Santhika, I Putu Sugi Darmawan, Selasa (13/3) mengatakan produk VCO KWT Nadi Sari merupakan salah satu produk unggulan dari PDDS Tabanan. Peminatnya cukup banyak terutama untuk produk kecantikannya yang berupa sabun, lotion dan lulur berbahan dasar VCO.

Baca juga:  Jokowi Paksa Perusahaan Kelapa Sawit Ikut Siapkan Persemaian Bibit

Sayangnya, produk ini belum bisa dipasarkan ke toko modern yang bekerjasama dengan PDDS karena belum lulus uji BPOM dan mendapakan nomor registrasi dari BPOM. “Kita dari PDDS sedang menyiapkan produk ini agar bisa lolos uji dan mendapatkan nomor registrasi dari BPOM. Sehingga nantinya, penjualannya bisa masuk ke toko modern,” ujar Sugi.

Sementara salah satu anggota KWT Nadi Sari sekaligus pelaku pembuatan produk kecantikan dari VCO, Mariatun mengatakan KWT Nadi Sari beranggotakan 20 orang. Awalnya anggota KWT untuk mendapatkan penghasilan tambahan bekerja sebagai buruh serabutan. Kemudian sejak tahun 2016, para anggota mulai dilatih untuk membuat bahan setengah jadi VCO dari kelapa.

Baca juga:  Jokowi Terima Komunitas Alumni PT, Ponglik dan "Bom" Wakili Bali

Bahan setengah jadi ini kemudian diolah kembali dan dikemas Mariatun untuk menjadi VCO. “Anggota mengolah bahan setengah jadi VCO di rumahnya masing-masing. Saya yang membeli seharga Rp 80.000 perliter,” ujarnya.

Kemudian semenjak enam bulan lalu, Mariatun dan anggotanya mendapatkan pelatihan membuat sabun. Dari pelatihan ini Mariatun kemudian mengembangkan produk lainnya seperti lulur dan lotion. Awalnya diakui ia belum memiliki pasar yang tetap. “Setelahnya produk diperkenalkan dengan membagikannya pada anggota dan kenalan banyak yang suka. Kemudian ikut pameran dan minatnya cukup banyak,” ujarnya.

Produknya ini kemudian dilirik oleh PDDS Tabanan dan dibantu pemasarannya. Mariatun mengaku setelah mengolah bahan setengah jadi menjadi VCO, pihaknya menjual VCO secara curah kepada PDDS seharga Rp 100.000 perliter. Sementara untuk produk sabun, lulur dan lotion dijual seharga Rp 10.000.

Baca juga:  Tak Mampu Bayar Denda, WN Amerika Dideportasi dari Bali

Meski diakuinya belum mendapatkan keuntungan yang berarti dari produk kecantikan berbahan dasar VCO, namun pihaknya saat ini sedang dalam proses pengenalan produk serta mendapatkan nomor registrasi BPOM. Diharapkan jika sudah lulus uji BPOM produknya akan
semakin dikenal dan tentu bisa mendongkrak harga jual ke depan. Kelebihan produk kecantikan KTW Nadi Sari ini adalah memiliki kandungan VCO dalam hal ini asam laurat yang baik untuk kesehatan kulit. (Wira Sanjiwani/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *