AMLAPURA, BALIPOST.com – Kopi kedelai ternyata bisa mengatasi diabetes. Paling tidak itu lah yang dialami I Gede Budi Widana.
Widana kini merupakan produsen kopi kedelai. Produksi kopi kedelai dilakoninya berawal dari terserang penyakit diabetes. Ia pun berupaya meracik obat sendiri berupa kopi kedelai. Tak disangka hasilnya di luar dugaan, kopi ini berhasil mengatasi diabetes.
Kini, kopi kedelai racikan warga Desa Tianyar Tengah, Kecamatan Kubu tersebut, viral setelah sempat diunggah di media sosial. Pelanggannya pun membludak hingga ke luar daerah, seperti Lombok, Jawa dan Kalimantan.
Warga Banjar Penginyahan ini sudah bertahun-tahun menderita diabetes. Kondisinya saat itu sudah sangat buruk. Lantaran hidup tak teratur, sebagai sopir travel, berat badannya sempat mencapai 108 kg.
Dia akhirnya jatuh sakit dengan kondisi sangat memprihatinkan. Semua giginya nyaris rontok dengan gusi terus membengkak. Penglihatannya juga mulai rabun. Karena sudah tak tahan lagi, dia akhirnya memeriksakan diri ke dokter. “Dokternya kaget, karena saat itu gula darah saya sudah mencapai 600. Saya divonis kencing manis,” kata Widana, saat ditemui, Rabu (14/3).
Dia diberi obat oleh dokter, tetapi obat dokter itu diminumnya hanya tiga hari karena tak memberikan perubahan apapun. Widana saat itu mengaku pasrah.
Karena sakit dan tidak bisa bekerja, dia akhirnya pulang kampung. Suatu hari saat tidur, dia memperoleh bisikan, bahwa obat untuk penyakit yang dideritanya, adalah kopi kedelai.
Obat kopi kedelai itu dia racik sendiri, dan diminumnya secara rutin. Setelah dua bulan meminum kopi kedelai racikannya secara rutin, dia berangsur sembuh. Sekarang hidupnya justru kembali normal.
Setelah merasakan sendiri khasiat racikannya kopi kedelainya itu, dia memberanikan diri memproduksinya secara manual di rumahnya. Kemudian, diunggah di media sosial.
Rupanya responsnya di luar dugaan. Setelah merasakan sendiri khasiatnya, produk kopi kedelai itu ramai dicari penderita diabetes di Bali. Banyaknya testimoni pelanggan soal khasiatnya itu, membuat semakin banyak orang penasaran.
Dalam beberapa minggu terakhir, produknya itu bahkan dicari pelanggan dari Lombok, Jawa hingga Kalimantan. Widana mengatakan, dalam dua hari ini, dia mengolah sekitar 50 kg kedelai untuk dijadikan bubuk kopi kedelai.
Kedelai yang dipilih dan proses pembuatannya dirahasiakan, untuk menghindari adanya pemalsuan produk. Dari total 50 kg kedelai, hasil olahannya menjadi 40 bungkus bubuk kedelai dengan berat per bungkus 500 gram. Begitu banyak pemesan membuat dirinya kewalahan memenuhi permintaan pelangggan.
Sebab, bahan bakunya sendiri berupa kedelai khusus, juga tak mudah di dapat. Di desanya sendiri ada yang menanam, tetapi hasilnya tak cukup. Dia harus mencari bahan baku hingga ke Gianyar. “Sekarang saya ingin fokus mengembangkan kopi kedelai ini. Sekaligus ingin membuka lapangan kerja di kampung,” katanya.
Viralnya produk olahan kopi kedelai ini, rupanya terdengar juga oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Karangasem. Kepala Disperindag I Gusti Ngurah Suarta bersama staf, bahkan turun langsung ke lokasi kopi kedelai itu diproduksi. Dia mengaku sangat terkesan dengan hasil temuan Widana.
Ngurah Suarta mendorong agar Widana terus mengembangkan penemuan dan usahanya itu. Tetapi, sebelum produk ini semakin banyak pelanggan, dia menyarankan agar mengurus izin produksinya dulu, termasuk hak paten produknya. “Sebaiknya juga agar diperiksa oleh BPOM (Balai Pengawasan Obat dan Makanan), untuk memastikan kelayakan konsumsinya,” kata Gusti Ngurah Suarta. (Bagiarta/balipost)