Ilustrasi pasien

TABANAN, BALIPOST.com –  Saat seluruh umat Hindu di Bali merayakan hari raya Nyepi, Sabtu (17/3), sejumlah petugas di rumah sakit Tabanan tetap melaksanakan tugasnya. Begitu pula di RSUD Tabanan yang merupakan salah satu rumah sakit terbesar di kabupaten Tabanan.

Setidaknya, selama Nyepi rumah sakit yang berlokasi tepat di depan kantor Pemda Tabanan ini melayani 59 pasien yang datang silih berganti dengan beragam penyakit. Data dari Humas RSUD Tabanan, dari 59 pasien yang datang saat perayaan Nyepi terbanyak karena panas dan muntah-muntah.

Baca juga:  Negara dengan Cakupan Vaksinasi Tinggi Banyak Alami Lonjakan Kasus, Penting Lakukan "Booster"

Kepala Humas Brsud Tabanan, Sri Pariti seijin Dirut BRSUD Tabanan dr. Nyoman Susila saat dikonfirmasi menerangkan, dari 59 pasien yang datang saat Nyepi, 36 pasien diperbolehkan pulang setelah mendapatkan perawatan, 17 pasien rawat inap dan 4 pasien alih rawat karena ketersediaan tempat tidur yang belum ada, dan 6 pasien pulang atas permintaan sendiri.

Tidak hanya itu saja, delapan  bayi juga lahir saat pergantian tahun Caka di RS Tabanan. Empat bayi  dilahirkan dengan normal dan empat pasien lagi dengan operasi sesar. Yakni lima bayi perempuan dan tiga bayi laki-laki.

Baca juga:  AQUA dan PERSI Berkolaborasi Meningkatkan Air Berkualitas di RS Seluruh Indonesia

Direktur BRSUD Tabanan dr. Nyoman Susila mengatakan sudah menjadi agenda rutin tiap perayaan hari raya Nyepi pihaknya menyiagakan sejumlah tenaga medis untuk melayani warga yang membutuhkan layanan kesehatan. “Kami tetap buka 24 jam, dan petugas pun datang sebelum Nyepi diberlakukan,”ujarnya.

Untuk tahun ini, setidaknya RS Tabanan menyiapkan 11 dokter diantaranya 3 dokter umum, 1 dokter MOD, 2 dokter interensip, 2 dokter koas, 2 dokter residen ortopedi dan 1 dokter anastesi.

Baca juga:  Jamu Visakha, Bali United Tampil Menyerang

Lanjut dikatakan dr. Susila, peristiwa Nyepi ini sudah menjadi kebiasaan, dan pihak RS baik pasien maupun karyawan dan tim medis sudah bukan hal yang asing lagi. Untuk penggunaan lampu di RS, tetap dilakukan minimalis dengan menghormati suasana Nyepi hanya di tempat-tempat yang krusial saja. Sementara kalau ada pasien yang gawat, biasanya diantar oleh pecalang ke RS.(puspawati/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *