SEMARAPURA, BALIPOST.com – Pasca hari raya Nyepi, volume sampah di Kabupaten Klungkung meningkat dari hari biasa. Hal tersebut menyebabkan petugas Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (DLHP) kewalahan melakukan penanganan. Pasalnya, sampah tak hanya menumpuk di kawasan perkotaan, namun juga di pantai, berkaitan dengan Banyupinaruh.
Berdasarkan pantauan, Minggu (18/3) sore, tumpukan sampah terjadi di jalan Cokroaminoto dan Melati, Kota Semarapura. Hal tersebut berbeda dari hari biasa, yang sudah terangkut pagi hari. Kesan kumuh tak terelakkan. Kepala DLHP Klungkung, Anak Agung Kirana mengungkapkan pasca Nyepi, volume sampah naik hingga 30 persen dari hari biasa yang mencapai 12 truk. “Setelah kami lakukan pemantauan, sampah mengalami peningkatan,” jelasnya.
Mantan Sekwan Klungkung ini menyatakan sampah tersebut tak hanya tersebar di wilayah perkotaan, namun juga sejumlah pantai. Menyusul pelaksanaan Banyupinaruh. Penanganannya sudah dilakukan dengan menerjunkan armada secara maksimal. Akan tetapi, pihaknya mengaku kuwalahan. “Penanganan cukup kuwalahan. Petugas sudah kerja dari tadi pagi (kemarin-red). Sore lanjut lagi. Ini baru fokus menangani di kota dan beberapa desa. Untuk di pantai, besok (hari ini-red),” katanya.
Sampah yang terdiri dari organik dan non organik itu dibuang ke TPA Suwung, Denpasar dan TPA Regional Bangli. Hal ini dilakukan karena di Klungkung daratan tak ada lagi TPA, pascapenutupan di Dusun Sente, Desa Pikat, Kecamatan Dawan. Sementara untuk sampah desa yang memiliki Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS), dikelola secara mandiri. “Untuk yang dibawa ke TPA regional hanya sedikit. Ini pun hanya sewaktu-waktu,” terangnya.
Jika dibandingkan tahun lalu, pengelolaan sampah pasca Nyepi kali ini diklaim sudah lebih baik. Masyarakat sudah banyak yang bernisiatif memilah sesuai jenisnya. “Kalau diperhatikan, sekarang sudah bisa lebih baik. Sampah juga sudah dibungkus, sehingga lebh mudah mengambil,” tandasnya. (sosiawan/balipost)