DEN HAAG, BALIPOST.com – Komunitas Bali di Belanda dan negara Eropa lainnya, serta masyarakat Belanda merayakan #BaliSafe Culltural Festival 2018, Minggu (18/3). Kegiatan ini juga sekaligus menandai perayaan Nyepi dan Saraswati yang jatuhnya bersamaan sehari sebelumnya.
Kegiatan dimulai dengan persembahyangan bersama umat Hindu, dan Dharma Wacana oleh Wayan Sulestra yang menyampaikan makna dari hari Raya Nyepi, yaitu pengendalian diri melalui pelaksanaan Catur Brata. Setelah persembahyangan, bertempat di Aula Nusantara KBRI Den Haag, lebih dari 250 orang hadir menyaksikan berbagai pertunjukan kesenian rakyat Bali.
Masyarakat Belanda nampak sangat menikmati tari tradisional Bali seperti Tari Pendet, Panyembrahma, Baris, Panji Semirang, Truna Jaya, Sekar Jagad, Meli Sambuk di Dawan, Legong Keraton, Hujan Mas, dan Joged Bumbung. Tidak ketinggalan Duta Besar RI Den Haag, I.G.A. Wesaka Puja muncul mementaskan tari Topeng Tua dan Topeng Sidakarya.
Tari-tarian tersebut juga diiringi langsung oleh permainan gamelan yang semarak. Berbagai komunitas gamelan turut andil, antara lain Seka Gong Semara Cita Den Haag, Seka Gong Leiden, Seka Gong Saling Asah Belgia, dan Seka Gong Swara Shanti Amstelveen. #BaliSafe Cultural Festival 2018 dimeriahkan oleh sekitar 50 pemain gamelan, dan beberapa penari dari sanggar tari di Belanda, Italia, Belgia dan Jerman.
#BaliSafe Cultural Festival 2018 bertujuan menyegarkan kembali ingatan komunitas di Belanda, dan Eropa pada umumnya, akan pesona keindahan pulau Bali, dan juga situasi Gunung Agung yang sudah aman. Dalam pidatonya, Duta Besar RI Den Haag menyampaikan keunikan dari harmonisasi permainan gamelan Bali – harmonisasi yang diharapkan juga selalu hadir di Bali.
Berdasarkan data Dinas Pariwisata Pemprov Bali, sekitar 102.235 turis asal Belanda mengunjungi Bali di 2017. Diharapkan tahun ini, dengan perekonomian Belanda yang membaik, Bali dapat menjadi salah satu tujuan utama wisata turis Belanda. “Penyelenggaraan #BaliSafe Cultural Festival 2018 merupakan strategi promosi untuk mempromosikan dan meningkatkan ketertarikan atas budaya Bali di Eropa,” kata Wesaka. (kmb)