Cabai sedang disortir sebelum dipasarkan. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Ketut Murci, pedagang bumbu-bumbuan di Pasar Badung mengaku rugi berjualan cabai. Karena kenaikan harga cabai yang melambung tinggi saat kondisi tertentu terutama di awal tahun.

Selain itu cabai mudah busuk, tidak seperti bahan bumbu lainnya. “Kalau cabai cuma bertahan sehari. Kalau bawang masih mending bisa tahan 3-4 hari,” tuturnya saat ditemui Senin (19/3).

Sejak awal Maret harga cabai mulai naik. Per tanggal 19 Maret, harga cabai rawit Rp 65.000/kg. Dalam kondisi normal harga cabai Rp 38.000 – Rp 40.000 per kilo. Bahkan pada tanggal 12 Maret lalu harga cabai rawit menyentuh Rp 80.000/kg.

Baca juga:  Update Covid-19 di Denpasar, 7 Orang Sembuh, Kasus Positif Bertambah 9 Orang.

Kenaikan harga cabai itu membuat masyarakat enggan membeli cabai. Sehingga dagangannya kadang terjual habis, terkadang membusuk. Saat ini saja permintaan akan cabai belum terlalu banyak. Terlihat cabainya masih banyak yang belum terjual, bahkan ada yang mulai membusuk.

Saat tidak laku terjual, cabai busuk itu pun dijual murah. Harga yang diterimanya tidak sesuai saat ia membeli di awal ke pemasok. “Kalau cabai sering ruginya karena cepat busuk,” ujarnya.

Baca juga:  Harga Kebutuhan Pokok di Badung Bergejolak

Meski rugi, ia masih tetap berjualan cabai. Karena ia mengerti dalam usaha perdagangan pasti ada untung rugi. Namun diakui berjualan cabai memiliki risiko besar. Untuk meminimalisir kerugian, ia hanya berani membeli 10 kg cabai untuk dijualnya. Karena 10 kg itu diprediksikan habis dalam sehari.

Wayan Wandri, pedagang bumbu-bumbuan yang lain menuturkan, ia juga rugi menjual cabai. Karena ia membeli cabai rawit dari pemasok Rp 65.000 per kilo. Namun harga cabai yang tidak menentu, kini ia menjual dengan harga Rp 60.000 per kilo.

Baca juga:  Pemahaman 3R Bisa Kurangi Risiko Kebencanaan

Cabai yang tidak laku dan membusuk tidak bisa ia elakkan. Biasanya ada saja yang membeli. Cabai busuk itu dijualnya dengan seikhlasnya karena ia memang tidak berniat untuk menjualnya.

Ia tidak tahu cabai busuk digunakan untuk apa. Namun yang jelas, cabai busuk tersebut diolah terlebih dahulu. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *