BANGLI, BALIPOST.com – Hasil produksi kopi Kintamani mengalami penurun. Berdasarkan data yang diperoleh di Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli produksi kopi pada tahun 2016 mencapai 2.482,78 ton. Sedangkan pada tahun 2017 produski menurun menjadi 2.150,29 ton. Hal itu diungkapkan Kabid Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Dinas PKP Kabupaten Bangli I Wayan Tagel Sujana.
Menut Tagel Sujana, menurunnya produksi kopi Kintamani disebabkan akibat adanya dampak dari perubahan iklim. Karena perubahan iklim memang sangat memengaruhi produksi kopi. Kondisi seperti itu, mengakibatkan adaya rengan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada tanaman kopi.
“Mungkin tidak di Bangli saja mengalami penurunan produksi kopi. Daerah lain yang mengahsilkan kopi juga mengalami hal yang sama. Karena memang perubahan iklim sangat memepengaruhi prosukasi kopi, lantaran kopi banyak diserang hama dan penyakit,”ungkapnya.
Selain karena perubahan iklim, Kata Tagel menurunnya produksi kopi juga disebabkan akibat pemangkan yang kopi yang dilakukan oleh petani kurang maksimal. Pasalnya, pemangkasan memang sangat perlu dilakukan untuk meningkatkan produksi pembuahan.
Karena kalau pemangkas tidak dilakukan dengan baik, maka juga mengakibatkan penurunan hasil produksi kopi. “Pemangkasan dilakukan setahun selama dua kali. Kalau itu tidak dipangkas bakal mengakibatkan penurunan hasil buah. Meskupun bisa menghasikan buah tapi tidak maksimal. Karena cabang yang sudah tua tidak akan bisa menghasilkan buah lagi. Selain itu sinar matahari juga tidak bisa masuk, sehingga proses asimilasi menjadi tidak sempurna yang berpengaruh terhadap hasil pembuahan,”katanya.
Untuk meningkatkan produksi kopi Kintamani, jelas Tagel ada beberapa upaya yang dilakukan yakni melakukan peremajaan kopi. Kata Tagel pembibitan kopi akan dilakukan di Desa Catur sebanyak 47 ribu bibit kopi dengan luas mencapai 1 hektar. Selanjutnya pihaknya juga berencana untuk pembibitan di Mengani sebanyak 1.2 juta bibit kopi dengan luas lahan mencapai 3 hektar. “Untuk pembibitan kopi di Desa Catur dimulai Januari. Sedangan untuk di Mengani dimulai Maret ini. Untuk bibit di bantu oleh pemerintah pusat,”jelasnya. (eka prananda/balipost)