AMLAPURA, BALIPOST.com – Sepanjang Selasa (20/3) aktivitas Gunung Agung cenderung menurun dibandingkan hari sebelumnya. Hal itu terlihat dari rilis Magma-VAR yang menyatakan sejak pagi hingga sore tidak ada aktivitas gempa. Jumlah hembusan juga sangat minim, hanya satu kali pada periode pukul 12.00 sampai 18.00.
Minimnya jumlah hembusan serta tidak adanya aktivitas gempa yang terekam seismograf di Pos Pengamatan Rendang membuat masyarakat bertanya-tanya apakah status Gunung Agung akan segera diturunkan atau malah sebaliknya. Pasalnya beberapa hari sebelumnya aktivitas vulkanik justru makin sering terlihat, mulai dari terjadinya gempa terasa hingga hembusan yang jumlahnya cukup signifikan.
Kasubid Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur, Dr. Devi Kamil Syahbana, mengatakan, kondisi Gunung Agung saat ini belum bisa dipastikan. Berdasarkan data pantauan beberpa hari terakhir, aktivitas Gunung Agung belum sepenuhnya mereda dan masih memiliki potensi terjadi erupsi.
Demikian pula terkait minimnya aktivitas vulkanik sepanjang hari, pihaknya mengatakan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) belum bisa mengambil kesimpulan apapun. ‘’Nihilnya gempa baru 12 jam, kita tidak bisa ambil kesimpulan hanya dari evaluasi data yang pendek,’’ ujarnya.
Sementara itu dalam rilisnya, PVMBG menyatakan satu kali hembusan terjadi pada rentang waktu pengamatan pukul 12.00 sampai 18.00. Hembusan dengan amplitudo 5 mm berdurasi 60 detik. Tingkat aktivitas Gunung Agung masih pada level III siaga dengan rekomendasi radius berbahaya tetap di 4 km dari puncak gunung.
Mengingat intensitas hujan terutama di puncak gunung relatif tinggi, PVMBG juga tetap merekomendasikan masyarakat yang bermukim di sekitar aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung mewaspadai ancaman bahaya sekunder. Ancaman sekunder itu berupa aliran lahar hujan yang area landaannya mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung. (kmb/balipost)