DENPASAR, BALIPOST.com – Hasil evaluasi dan analisa dilakukan Mabes Polri, sejumlah temuan terungkap terkait pelaksanaan Pilkada Serentak 2018. Salah satunya yaitu daerah rawan penyebaran hoax (berita palsu), SARA dan hate speech (ujaran kebencian). Sementara Bali tidak termasuk dalam daerah rawan hoax, SARA dan hate speech.
Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol. Hengky Widjaja, Rabu (21/3) mengatakan, hal itu terungkap saat Kapolda Bali Irjen Pol. Dr. Petrus Reinhard Golose, didampingi Wakapolda Bali Brigjen Pol. Drs. I Gede Alit Widana, S.H., M.Si. beserta pejabat utama dan kapolres se-Bali melaksanakan video conference (Vicon) dengan Kapolri Jenderal H. Muhammad Tito Karnavian, Selasa (20/3) pukul 10.00 Wita.
Dari 171 daerah di Indonesia yang akan melaksanakan pemilihan kepala daerah 27 Juni mendatang, Bali tidak termasuk dalam daerah rawan hoax, SARA dan hate speech. Kondisi tersebut tidak lepas dari peran dan kinerja Polda Bali dalam mewujudkan pilkada damai dengan mengutamakan prinsip preventif proaktif daripada represif responsif.
“Bentuk kegiatan yang dilaksanakan Polda Bali mengedepankan manajemen sosial, manajemen media dan kemitraan yang dilakukan oleh fungsi Intelijen, Humas dan Binmas. Khusus untuk manajemen media, Bidhumas Polda Bali bekerja sama dengan media, baik media online, cetak dan elektronik agar ikut memberikan informasi yang menyejukkan,” ungkapnya.
Selain itu media massa diajak turut serta meng-counter berita-berita yang bersifat hoax, propaganda, provokasi, ujaran kebencian maupun isu SARA yang dapat mengundang kerawanan saat pilkada.
“Walau Bali tidak masuk daerah rawan penyebaran hoax, SARA dan hate speech, kami tidak akan lengah dan tetap fokus menciptakan suasana yang sejuk, aman dan damai selama pilkada. Kami tetap mengedepankan preventif proaktif, namun tidak menutup kemungkinan akan melakukan tindakan represif secara tegas apabila terjadi tindak pidana saat pilkada,” tegas Kombes Hengky.
Mantan Kabag Binkar Karo SDM Polda Bali ini yakin Pilkada Serentak di Bali akan berjalan dengan aman, lancar dan damai karena masyarakat sudah pintar, bijak, cerdas dan dewasa dalam memilih pemimpin Bali secara demokratis dan integritas.(kerta negara/balipost)