NEGARA, BALIPOST.com – Salah satu obyek wisata yang sedang berkemabang di Gilimanuk saat ini adalah pantai Karang Sewu. Pantai yang berada di kawasan Taman Nasional Bali Barat (TNBB) selain tanahnya terancam abrasi, belakangan juga dililit permasalahan sapi peliharaan. Sapi-sapi milik warga yang digembalakan di pantai yang dikenal dengan pemandangan hamparan rumput hijau ini mengganggu kenyamanan. Selain itu juga menyisakan kotoran-kotoran di sekitar areal obyek sehingga terkesan jorok.
Seperti yang terlihat pada akhir pekan lalu. Banyak sapi yang berkeliaran sengaja digembalakan di obyek yang dikembangkan TNBB tersebut. Sedikitnya ada belasan ekor sapi di beberapa lokasi di sekitar obyek pantai. Bahkan, sapi-sapi peliharaan warga itu berkeliaran di dekat lokasi wisatawan biasanya menikmati pemandangan pantai. Yang paling menjengkelkan, kotoran sapi bertebaran di hamparan padang rumput itu.
Permasalahan ini sudah berulangkali disikapi oleh Balai TNBB. Bahkan sejak tahun 2016 lalu, telah dilakukan penyuluhan kepada warga. Kasubag Tata Usaha (TU) Balai TNBB, Wiryawan, Rabu (21/3) kemarin mengatakan sapi-sapi di Karangsewu itu merupakan ternak milik warga. Ternak ini sering dilepasliar begitu saja, karena warga mengaku tidak memiliki kandang sehingga menjadi kebiasaan. Pihaknya juga telah berulangkali melakukan pendekatan kepada pemilik sapi serta memberikan penyuluhan. Harapannya warga menyadari dan tidak melepas begitu saja ternaknya apalagi di kawasan Karangsewu.
Sejak dilakukan penyuluhan tersebut, sudah banyak warga pemilik sapi yang sadar. Sehingga lambat laun dari awalnya ratusan sapi yang digembalakan disana, sekarang terus menyusut. Dalam melakukan pendekatan dan penyuluhan itu, Balai TNBB juga turut menggandeng pihak Kelurahan setempat.
Kawasan pantai Karangsewu merupakan salah satu obyek yang fokus dikembangkan Balai TNBB disamping Labuan Lalang dan Pulau Menjangan (Buleleng). Ditargetkan tahun 2019 nanti sudah tidak ada lagi sapi gembalan ternak warga ini di Pantai Karangsewu. Tahun ini akan dilakukan penataan dan pembangunan. (surya dharma/balipost)