BANYUWANGI, BALIPOST.com – Kabar gembira bagi petani bawang putih nasional. Mulai tahun 2019, Menteri Pertanian (Mentan) RI Amran Sulaiman akan menghentikan impor bawang putih.
Selanjutnya, tahun 2020-2021, Indonesia ditargetkan bisa swasembada bawang putih. Hal ini sejalan dengan bergeliatnya kawasan pertanian bawang putih nasional. Salah satunya di Licin, Banyuwangi. Mentan menegaskan kebutuhan bawang putih nasional sejatinya bisa diatasi oleh produk dalam negeri.
Karena itu, pihaknya meminta para importir bawang putih menanam bawang minimal 5 persen ari kebutuhan nasional. “Kita minta dan sepakati kepada importir, tahun 2019, tidak ada lagi impor bawang putih. Kita harus bisa swasembada tahun 2020, paling lambat 2021,” kata Amran di sela-sela panen raya bawang putih di Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Banyuwangi, Kamis (22/3).
Dijelaskan, tahun 2014, lahan bawang putih nasional mencapai 1000 hektar. Lalu, tahun 2018, naik menjadi 15.000 hektar. Kebutuhan bawang putih nasional kata dia, hanya sekitar 60.000 hektar. “Kalau tahun depan bisa kita tambah 45.000 hektar, paling lambat 2021, kita bisa swasembada bawang putih. Ini hanya persoalan kemauan. Kita tanam bersama investor lokal,” kata Amran.
Menurutnya, Banyuwangi bisa dijadikan proyek percontohan pengembangan lahan bawang putih. Luasnya sekitar 116 hektar. Harapannya, bisa ditambah. Mampu menyumbang hingga 50persen kebutuhan nasional. Selain Banyuwangi, sentra bawang putih dikembangkan di Magelang dan Temanggung, Jawa Tengah.
Amran menambahkan pertanian bawang putih sejatinya tidak sulit. Syaratnya, kondisi alamnya mendukung, di ketinggian. Pihaknya mengimbau petani mau menanam bawang putih. Sehingga, bisa menemuhi kebutuhan nasional.
Tahun lalu, kata Amran, impor bawang putih mencapai 600.000 ton. Jumlah ini, menurutnya, bisa diatasi jika pertanian bawang putih bisa dikembangkan. Apalagi, lahan di Indonesia banyak potensial. Salah satunya, di Banyuwangi.
Kualitas bawang putihnya jauh di atas produk impor. Satu siung, kualitas rasanya sama dengan 5 siung bawang impor. “Ini kan potensi. Asal kita mau tanam, pasti bisa panen. Karena itu, importir kita arahkan tanam bawang putih, kerjasama dengan petani lokal,” jelasnya. (Budi Wiriyanto/balipost)