MANGUPURA, BALIPOST.com – Bencana gempa dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang drastis. Kondisi ini diungkapkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Willem Rapangilei, Jumat (23/3) di Nusa Dua.
Ia mengatakan titik bencana untuk gempa tahun 2010 tercatat sebanyak 185. Kemudian, pada tahun 2017 mengalami peningkatan menjadi 295. “Titik bencana gempa peningkatanya sangat drastis,” katanya di sela-sela acara Sosialisasi Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB).
Ia mengatakan dari fakta dan data, kejadian bencana dari tahun ke tahun tidak semakin menurun. Selama tahun 2016, sebanyak 561 orang meninggal dunia. Sedangkan tahun 2017 tercatat sebanyak 377 orang meningal dunia akibat bencana.
Willem mengakui jumlah korban akibat bencana memang turun secara signifikan. Namun, jumlah bencananya relatif tetap dan cenderung meningkat ke depan.
Selain bencana, lanjutnya, juga adanya perubahan iklim yang sangat dirasakan dampaknya. Tidak hanya dirasakan oleh masyarakat Indonesia tapi juga masyarakat dunia. Selain itu, ditambah lagi terjadinya degradasi lingkungan. “Tidak Mungkin hanya pemerintah sendiri yang melakukan upaya penanggulangan bencana. Penanggulangan bencana menjadi urusan bersama,” tegasnya.
Seperti diketahui, Indonesia adalah negara yang rawan bencana. Oleh karena itu, pihaknya menginisiasi HKB untuk membangun kesadaran, awareness, intuisi masyarakat dalam menghadapi bencana. Tujuan dari peringatan ini adalah membangun kapasitas dan kapabilitas mulai dari individu, kelompok masyarakat, pemerintah dan semua pihak bahkan stakeholder yang ada.
Bali dipilihnya sebagai pusat sosialisasi ini karena Bali memiliki potensi pariwisata yang sangat tinggi dengan penduduk yang sangat padat. Selain itu, Bali juga termasuk provinsi yang rawan terhadap bencana. Kegiatan seperti ini juga untuk mengkomunikasikan kepada masyarakat, kepada dunia bahwa Bali itu aman. (Yudi Karnaedi/balipost)