SINGARAJA, BALIPOST.com – Warga Jalan Drupadi, Kelurahan Banjar Jawa, Singaraja mendadak heboh, Sabtu (24/3). Ini dipicu karena informasi penemuan sebuah granat saat penggalian lubang pondasi rumah milik Raimah (61).
Dari pemeriksaan awal, diduga granat yang menyerupai buah nanas itu sisa amunisi zaman Belanda yang terkubur selama bertahun-tahun silam. Khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, granat tersebut langsung diserahkan ke Markas Kodim 1609 Buleleng di Jalan Gajah Mada Singaraja.
Informasi dikumpulkan di lapangan menyebutkan, pertama kali granat ditemukan oleh tukang bangunan Komang Artana (43) warga Desa Anturan, Kecamatan Buleleng. Artana sebelumnya bekerja menggali lubang untuk pondasi rumah Raimah.
Saat mulai menggali tanah, dia tidak menemukan benda yang mencurigakan. Sekitar pukul 10.00 Wita, saksi terkejut setelah dari dalam tanah yang sudah digemburkan itu muncul benda aneh.
Artana kemudian mengamati benda berupa besi tua yang sudah berkarat tersebut. Alangkah terkejutnya setelah mengetahui kalau besi tua itu mirip granat.
Informasi penemuan granat itu langsung menyebar dan masyarakat di sekitarnya ramai mendatangi lokasi kejadian. Granat tersebut ditemukan terkubur pada kedalaman tanah sekitar 50 centi meter.
Tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pemilik rumah, Raimah, kemudian meminta bantuan tetangganya Made Asa (53) untuk melaporkan penemuan granat tersebut. Tanpa pikir panjang, Asa yang sehari-hari menjadi Satpam di Perusahaan Daerah (PD) Pasar Buleleng itu menyerahkan granat tersebut ke Markas Kodim 1609 Buleleng.
Dia menyerahkan granat tersebut kepada anggota Kodim 1609 Buleleng yang sedang piket. Pasi Intel Kodim 1609 Buleleng Kapten Inf. Made Suartina membenarkan telah menerima warga sipil menyerahkan granat yang ditemukan saat menggali tanah untuk pondasi rumah.
Kapten Inf. Suartina mengatakan, dari pemeriksaan luar oleh anggotanya, granat tersebut belum bisa dipastikan apakah masih aktif atau tidak. Hanya pihaknya menduga kalau granat tersebut terkubur lama dan sisa masa penjajahan Belanda. “Warga sipil yang lansung menyerahkan dan anggota sudah memeirksa luar dan kondisinya sudah karatan dan tidak tahu apakah aktif atau tidak. Kemungkinan itu sisa-sisa amunisi pada zaman Belanda silam dan terkubur bertahun-tahun silam,” katanya.
Menurut Kapten Inf. Suartina, untuk sementara granat tersebut masih diamankan di Makodim 1609 Buleleng. Rencananya, granat tersebut akan dikirim ke gudang amunisi Paldam Kodam IX Udayana di Desa Blayu, Kecamatan Marga, Tabanan.
Upaya ini dilakukan untuk memastikan kondisi granat dan sekaligus menyerahkan kepada lembaga yang berwenang untuk mengambil tindakan lebih lanjut terhadap granat tersebut. “Di sana nanti (gudang Amunisi Paldam) nanti akan meneliti kembali apakah aktif atau tidak, termasuk untuk perlakua selanjutnya kewenangan anggota di sana,” jelasnya. (Mudiarta/balipost)