NEGARA, BALIPOST.com – Bali hingga kini masih menjadi “ladang” peredaran narkoba. Para penyelundup barang haram ini, umumnya memilih Gilimanuk sebagai pintu masuk.
Bahkan, tak hanya jadi lokasi peredaran, Bali pun dijadikan tempat memproduksi obat-obatan terlarang ini. Terbaru, diungkapnya pabrik ganja gorilla.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BBN), Komjen Pol. Heru Winarko mengatakan Provinsi Bali merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang menjadi sasaran peredaran gelap dan penyalahgunaan narkotika. Hal tersebut terbukti dari seringnya pengungkapan di perbatasan serta penangkapan pelaku di Bali.
Menurutnya pengamanan harus lebih diperketat. Harus ada tindakan yang lebih masif di samping peran serta masyarakat memberantas narkoba. Poin yang terakhir disebut, menurutnya, sangat penting. Seperti misalnya memberikan informasi kepada aparat terkait hal yang berhubungan dengan narkoba.
Mantan Jenderal yang pernah bertugas di KPK ini mengatakan di Indonesia saat ini sudah ditetapkan ada 71 jenis narkotika.
Sementara itu Ketua Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Jembrana, I Made Kembang Hartawan mengatakan Kabupaten Jembrana sebagai pintu gerbang Bali setiap harinya dilalui sedikitnya puluhan ribu kendaraan. Rawan menjadi jalur peredaran narkoba. Karena itu menurutnya perlu ada perhatian khusus.
Begitu juga sebagai wilayah perlintasan juga sangat berpotensi menjadi lokasi transit Narkotika sebelum beredar di wilayah Timur. Bahkan selama tiga bulan, sudah ada 18 kasus narkotika yang diungkap kepolisian di Jembrana. (Surya Dharma/balipost)