BANGLI, BALIPOST.com – Kondisi meluapnya air Danau Batur di Kintamani makin parah. Luapan air danau kini tak hanya merendam lahan pertanian warga namun juga telah merendam badan jalan aspal di Desa Buahan. Tingginya luapan air juga mulai mengancam 56 rumah warga yang berada di pinggir danau. Untuk mengatasi persoalan itu, warga setempat berharap pemerintah segera turun tangan.
Berdasarkan pantauan Minggu (25/3), badan jalan yang terendam air danau Batur berlokasi tepat di depan Pura Danu Kuning. Ketinggian air yang merendam jalan aspal tersebut mencapai sekitar 20 cm. Terendamnya badan jalan utama menuju Desa Abang Batudinding dan Terunyan itu memaksa warga yang melintas menggunakan kendaraan harus ekstra hati-hati.
Selain merendam badan jalan aspal di depan Pura Danu Kuning, luapan air Danau Batur juga merendam jalan usaha tani yang baru selesai dibangun pihak Desa Buahan menggunakan dana desa 2017 lalu. Panjang jalan usaha tani yang kini terendam air danau mencapai 150 meter. Luapan air danau juga turut merendam sebuah pelinggih di Pura Penglepasan Tirta Danu Gadang.
Salah seorang warga setempat Nyoman Tara mengungkapkan, meluapnya air Danau Batur hingga merendam badan jalan utama di Desa Buahan sudah terjadi sejak dua bulan terakhir. Tingginya luapan air menyebabkan kendaraan kesulitan melintas. Tak jarang kendaraan yang melintas, mogok karena terendam air. “Sekarang saya mau ke ladang terpaksa taruh motor. Takut nanti mogok,” ujarnya.
Menurut Tara, parahnya luapan air Danau Batur kali ini terjadi karena tingginya curah hujan belakangan ini disamping juga karena persoalan pendangkalan air Danau Batur yang tak kunjung tertangani sampai sekarang. Meski kondisi itu sudah terjadi sejak dua bulan terakhir, namun sejauh ini belum ada upaya penanganan dari pemerintah. “Pengecekan juga belum ada. Kami harapkan pemerintah turun tangan. Kalau ini dibiarkan, maka luapan air danau akan makin parah,” terangnya.
Warga lainnya Made Antara mengatakan, meluapnya air Danau Batur sudah terjadi sejak beberapa tahun terakhir. Namun sejak dua bulan terakhir, kondisinya makin parah hingga merendam badan jalan. Sebelum merendam jalan, luapan air danau telah merendam lahan milik desa adat yang dimanfaatkan warga sebagai lahan pertanian.
Total luas lahan pertanian yang kini telah habis terendam air danau mencapai 12 hektar. “Karena lahannya habis terendam, warga yang dulunya bekerja menjadi petani sekarang ada yang jadi nelayan dan buruh,” jelasnya.
Dia juga mengatakan bahwa tingginya luapan air danau juga mulai mengancam keberadaan 56 rumah warga yang berada dekat dengan danau. Jika luapan air terus meninggi, maka tidak menutup kemungkinan puluhan rumah tersebut juga akan terendam.
Untuk mengatasi kondisi itu, pria yang pernah menjabat Perbekel Buahan ini mengatakan dibutuhkan penanganan secepatnya dari pemerintah. Menurutnya upaya jangka pendek yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengatasi terendamnya badan jalan di desa setempat adalah dengan meninggikannya. (Dayu Swasrina/balipost)