Jero Gede Batur Duwuran. (BP/ina)

BANGLI, BALIPOST.com – Krama Desa Adat Batur Kintamani, Minggu (25/3) melaksanakan prosesi nanceb sunari, mapengalang, ngingsah, netegang, nyuci, nunas tirta dan ngeker dewasa di Pura Ulun Danu Batur. Prosesi tersebut dilaksanakan sebagai rangkaian awal dimulainya karya Pujawali Ngusaba Kedasa di pura setempat.

Puncak Karya Pujawali Ngusaba Kedasa di Pura Ulun Danu Batur akan berlangsung pada Purnamaning Sasih Kedasa 31 Maret mendatang. Jero Gede Batur Duwuran didampingi kasinoman saat ditemui di Pura Ulun Danu Batur, Desa Pakraman Batur mengatakan rangkaian karya Pujawali Ngusaba Kedasa di Pura Ulun Danu Batur sudah dimulai pada Minggu kemarin dengan telah dilaksankannya sejumlah prosesi yakni nanceb sunari, mapengalang, ngingsah, netegang, nyuci, nunas tirta dan ngeker dewasa.

Baca juga:  Penataan Kawasan Besakih Diterpa Isu Penggeseran Pura, Ini Penegasan Bendesa

Seluruh prosesi tersebut dilaksanakan di areal Pura Ulun Danu Batur. Nunas tirta dari beberapa tempat yakni di Sidakarya, Tampak Siring, Payangan, Catur, Prapen, Pura Jati dan Jero Agung. Tirta yang ditunas tersebut dikumpulkan untuk dipakai sebagai sarana ngingsah, menyucikan sarana upacara yang akan dipergunakan dalam karya.

Prosesi nanceb sunari, mapengalang, ngingsah, netegang, nyuci, nunas tirta dan ngeker dewasa, jelas Jero Gede Batur Duwuran memiliki makna nuasen karya. Prosesi tersebut bertujuan untuk memohon kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar pelaksanaan Karya Pujawali Ngusaba Kedasa di Pura Ulun Danu Batur bisa berjalan lancar, tanpa adanya halangan. “Jadi dengan pelaksanaan prosesi tersebut rangkaian karya ngusaba kedasa di Pura Ulun Danu Batur sudah dimulai hari ini,” jelasnya.

Baca juga:  Kasus 9.675 Butir Ekstasi, Wanita Asal Banyuwangi Terancam Hukuman Mati

Dikatakan Jero Gede Batur Duwuran, untuk menyiapkan sarana upakara yang dipakai selama berlangsungnya karya pujawali ngusaba kedasa, krama Desa Pakraman Batur telah dibantu oleh pengayah dari desa-desa bebanuan, sekaa teruna teruni (STT) dan lembaga/instansi lainnya. Dalam sehari jumlah pengayah mencapai 1500 orang. “Untuk hari ini pengayahnya ada 1.700 orang. Aturan seperti busung, ron, kelapa juga sudah berdatangan,” katanya.

Mengingat rangkaian karya pujawali ngusaba kedasa di Pura Ulun Danu Batur berlangsung cukup lama hingga 15 April mendatang, Jero Gede Batur Duwuran tetap mengharapkan kesadaran para umat meluangkan waktunya untuk ikut ngayah. Demikian juga bagi umat yang memiliki niat ngaturang punia baik berupa sarana upakara seperti ayam, kambing, bebek, babi, telur dan lainnya, dapat menghaturkannya langsung ke Pura Ulun Danu Batur.

Baca juga:  Bali Mulai Uji Coba Buka Mal, Ini Aturannya di Inmendagri No. 39 Tahun 2021

Sarana seperti yang disebutkan tersebut sangat dibutuhkan. “Disamping berupa sarana/bahan upakara, kami juga harapkan kepada umat jika ada yang mau ngayah dan ngaturang plastik atau tong sampah, silahkan. Karena sampah kan sering jadi masalah. Ngiring sareng-sareng ngaturang bhakti agar karya pujawali ngusaba kedasa di Pura Ulun Danu Batur bisa berjalan dengan baik,” jelasnya.

Ditambahkannya, saat berlangsungnya puncak karya, Jero Gede Batur Duwuran juga memohon permakluman kepada masyarakat karena mulai pukul 13.00 wita akan dilaksanakan prosesi mapepada agung di jaba Pura Ulun Danu Batur. Prosesi mampedaga agung akan berlangsung selama kurang lebih 3 jam. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *