Ilustrasi. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Infeksi lambung atau gastritis adalah suatu kondisi saat lambung mengalami iritasi dan peradangan. Dua penyebab utama infeksi lambung adalah infeksi bakteri Helicobacter pylori atau H. pylori, atau juga bisa karena konsumsi obat-obatan NSAID (obat-obatan antiinflamasi nonsteroid).

Untuk mencegah infeksi lambung, salah satu caranya adalah dengan cemat dalam memilih makanan. Pilihan yang salah justru bisa menjadi iritan yang dapat memicu infeksi lambung. Bagi kebanyakan orang, infeksi lambung minor akan hilang dengan cepat setelah diobati. Namun, ada juga beberapa bentuk infeksi lambung yang dapat menyebabkan ulkus (luka) pada lambung, atau bahkan bisa meningkatkan risiko terjadinya kanker.

Baca juga:  Hari Ini, Tambahan Pasien COVID-19 Sembuh Bali Lampaui Kasus Baru

Dikutip dari klikdokter.com, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan bakteri H. pylori sebagai karsinogen karena dapat menyebabkan kanker lambung dan kanker getah bening di mukosa lambung (gastric MALT lymphoma). Mereka yang menderita atau pernah menderita infeksi H. pyloriberisiko 2,7 hingga 12 kali lebih tinggi terhadap kanker lambung. Infeksi pada usia dini juga dapat meningkatkan risiko tersebut.

Untuk mencegah infeksi lambung, diet memegang peranan penting baik untuk kesehatan pencernaan maupun kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Baca juga:  Penyebab Terjadinya Gempabumi dan Cara Menghadapi

Dikutip dari beberapa sumber, berikut beberapa makanan yang dapat mengendalikan kondisi infeksi lambung dan mengurangi gejalanya :

– Makanan yang mengandung serat tinggi seperti apel, oatmeal, brokoli, wortel, dan kacang polong. Sebuah studi tahun 2009 yang dipublikasikan di jurnal medis Cancer Prevention Research, menyebutkan bahwa seseorang yang dalam pencernaannya mengandung bakteri H. pylori, memakan masakan yang mengandung setengah cangkir brokoli per hari selama dua bulan dapat membantu mengurangi rasa sakit pada lambung.
– Makanan rendah kemak seperti ikan, ayam, dan dada kalkun.
– Makanan dengan tingkat keasaman yang rendah seperti sayur-sayuran.
– Minuman yang tidak berkarbonasi.
– Minuman yang tidak mengandung kafein.
– Probiotik seperti kombucha, yoghurt, kimchi, dan sauerkraut.

Baca juga:  Jenderal Andika Perkasa Terkonfirmasi COVID-19

Bahkan, menurut studi tahun 2011 yang dipublikasikan di jurnal Applied and Environmental Microbiology menunjukkan penggunaan probiotik lebih menjanjikan untuk mencegah dan mengatasi bakteri H. pylori. (Goes Arya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *