DENPASAR, BALIPOST.com – Sejumlah nasabah BRI mengeluhkan proses migrasi kartu yang terindikasi skimming. Lantaran, terkesan tiba-tiba dan tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Ketika mengganti kartu ke kantor cabang BRI terdekat pun, nasabah kembali menemukan ketidaknyamanan. Pasalnya jumlah antrean yang panjang mencapai seribuan orang. “Saya dapat nomor antrean 1.259,” kata Dwijana Putra, salah seorang nasabah BRI.
Ia mengantre dari pagi hingga pukul 17.00 Wita pada Senin (26/3). Sejumlah pekerjaan kantor pun terpaksa ia tinggalkan seharian itu demi mengurus kartu ATM BRI.
Beberapa nasabah juga mengeluhkan tidak mendapatkan SMS pemberitahuan tentang penonaktifan kartu. Namun ketika kartu digunakan tidak bisa. “Kenapa langsung main menonaktifkan begini, padahal kan belum ada pemberitahuannya,” kata Diah Mendala, salah satu nasabah BRI lainnya.
Direktur YLPK (Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen) Bali I Putu Armaya SH mengatakan, mestinya ada solusi, sosialisasi dan ada alternatif untuk penarikan sementara. “Kalau begini pelayanan perbankan menjadi tidak baik buat konsumen,” ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan Ketua YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) Bali Nyoman Suwidjana. Ia mengatakan antrean panjang yang terjadi saat ini akibat kurang cermatnya BRI dalam melindungi uang nasabah di awal. “Antrean panjang akibat dari kekurangcermatan tersebut. Sesungguhnya bisa diatasi dengan cara lain. Seperti nasabah hanya menyerahkan kartunya. Sementara kartu baru bisa dikirim lewat pos. Atau perbanyak pos pelayanan,” bebernya.
Seharusnya, sebelumnya konsumen diberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur tentang produk yang ditawarkan. Misalnya tentang kegunaan, keunggulan, kelemahan dan risiko. Agar konsumen dapat membuat pilihan yang baik dan benar dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.
Antrean panjang tentu membuat nasabah rugi waktu dan merasa tidak nyaman. “Karena keputusan yang salah di awal memilih produk BRI. Pilihan yang dibuat karena informasi yang kurang lengkap,” tandasnya.
Ia tidak menampik antrean panjang bisa terjadi karena memang nasabah BRI sangat banyak. Namun setidaknya BRI memberikan kenyamanan dalam penukaran kartu. “Misalnya membuatkan minuman untuk mengantre,” pungkasnya. (Citta Maya/balipost)