TABANAN, BALIPOST.com – Selama ini masih banyak orang tua yang salah beranggapan mengenai anak lulusan Taman Kanak-kanak (TK) maupun Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Kebanyakan para orangtua menilai anak lulusan TK/Paud sekarang harus sudah bisa baca tulis dan berhitung (Calistung).
Padahal, calistung baru diajarkan pada anak ketika masuk sekolah dasar. Bahkan tuntutan lulusan TK/Paud bisa baca tulis hitung juga muncul dari pihak Sekolah Dasar (SD).
Kondisi inilah yang mendapat sorotan dari Dewan Pendidikan dan Klinik Pendidikan yang akhirnya disepakati menggelar workshop pendidikan karakter dan pembelajaran inovatif guru TK/paud Se Kabupaten Tabanan, Selasa (27/3).
Ketua Dewan Pendidikan, I Wayan Madra Suartana mengatakan, pembelajaran di TK/Paud semestinya hanya bersifat bermain, bergembira dan bercanda, karena di jenjang pendidikan tersebut lebih diarahkan pada pendidikan karakter dan pembelajaran inovatif. “Ini yang ingin kami samakan persepsinya, sehingga tidak ada lagi persoalan yang aneh aneh, apalagi masalah yang terjadi di TK/Paud ini sangat unik dan spesial,” terangnya.
Tidak hanya itu saja, kondisi gedung TK/Paud di sejumlah wilayah Kabupaten Tabanan ada juga yang belum representatif. “Ini yang coba kita cari solusinya, agar kedepan standar TK/Paud harus sama antara sekolah yang satu dengan sekolah lainnya,” ucapnya.
Bahkan Dewan Pendidikan dan Klinik Pendidikan, kedepan berharap antara Paud dan TK di desa masing-masing bisa disatukan, karena selama ini jenjang pendidikan ini belum maksimal mendapatkan bantuan dan sarana prasarana, sehingga ada kondisi sekolah cukup memprihatinkan.
“Dengan penggabungan antara Paud dan TK dimungkinkan desa setempat mengelola karena ada anggarannya, sehingga standardisasi TK/Paud yang ada di desa dan kota ataupun TK negeri dan swasta sama,” ucapnya.
Sementara itu Wakil Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya juga menilai pendidikan di TK/Paud lebih tepat diarahkan pada pendidikan karakter. Pihaknya pun mengapresiasi langkah para pakar pendidikan kabupaten Tabanan, karena ditengah minim anggaran pendidikan, mereka masih bisa mencoba mencari solusi beragam persoalan pendidikan.
Pihaknya pun akan melakukan koordinasi dengan jajaran legislatif khususnya dalam penyiapan anggaran untuk jenjang pendidikan TK/Paud yang merupakan pendidikan dasar pembentukan karakter generasi muda. “Kami akan desak jajaran komisi III di DPRD memporposikan anggaran pendidikan yang ideal sesuai standarisasi,” ucapnya.
Workshop yang digelar dua hari ini mendatangkan pemateri, dari Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Bali, Ikatan Guru TK Indonesia (IGTKI), dari pakar akademisi UNUD. (puspawati/balipost)