Menteri Pariwisata, Arief Yahya (tiga kiri) saat menghadiri workshop Internasional pemanfaatan MPD, Selasa (27/3) di Nusa Dua. (BP/edi)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Pemerintah saat ini mendorong implementasi Mobile Positioning Data (MPD) untuk meningkatkan kualitas statistik pariwisata. Selain untuk media promosi dibidang pariwisata, MPD ini juga bisa digunakan untuk data statistik di sektor pembangunan nasional.

Penggunaan MPD ini bisa dikatakan paling cepat dalam mendapatkan data statistik. Karena data yang dikumpulkan sifatnya real time, mudah, dan lebih murah.

Menurut Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya, Selasa (27/3) di Nusa Dua, Indonesia sudah menerapkan MPD sejak 2016. Bahkan tahun ini sudah diterapkan sepenuhnya.

Baca juga:  Jive Talkin Ikut Sebar 'Virus' Wonderful Indonesia di Nongsa Batam

Saat ini, fokus dalam penerapannya masih untuk wisatawan mancanegara (wisman) yang masuk ke Indonesia. Untuk kedepannya, MPD ini juga akan diterapkan untuk wisatawan nusantara.

Selain untuk statistik pariwisata, kara Menpar, MPD ini juga bisa digunakan untuk sektor lain. Seperti untuk mengukur perdagangan dan investasi. “Nantinya juga bisa digunakan untuk menghitung perdagangan dan investasi. Itu bisa kita tracking, kita ukur dengan cara mengukur perpindahan orang,” pungkasnya.

Baca juga:  Wonderful Indonesia Siap All Out di ITB Asia 2017 Singapura

Untuk data statistik pariwisata, memang diperlukan data yang cepat dan valid. Karena, apabila hanya menunggu data konvensional dari imigrasi, tentu akan lebih lama. “Padahal kalau kita mengadakan event kita ingin mengukur efektivitas event itu besar atau tidak. Sehingga bisa mengukur perkiraan wismannya berapa. Angka-angka perkiraan yang menggunakan digital ini valid untuk mengambil putusan yang lebih cepat,” terangnya. (Yudi Karnaedi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *