BANGLI, BALIPOST.com – Puluhan rumah penduduk di Desa Terunyan, Kintamani, Bangli, terendam luapan air Danau Batur. Kondisi itu memaksa sejumlah kepala keluarga (KK) yang menempati rumah tersebut mengungsi ke rumah kerabat yang lebih aman. Selain merendam rumah, tingginya luapan air Danau Batur juga kembali merendam akses jalan utama di desa setempat yang beberapa tahun lalu sempat ditinggikan pemerintah.
Berdasarkan pantauan Rabu (28/3), puluhan rumah yang terendam luapan air Danau Batur lokasinya berada di pinggir danau. Ketinggian luapan air Danau Batur yang merendam rumah penduduk mencapai lebih dari satu setengah meter. Selain merendam rumah-rumah penduduk, luapan air danau juga merendam sejumlah fasilitas umum yang ada di desa setempat diantaranya berupa bangunan loket karcis pariwisata, gapura, toilet umum, dan jalan lingkar berpaving.
Tak hanya itu saja, akses jalan utama di desa setempat yang beberapa tahun lalu sudah sempat ditinggikan pemerintah kini kembali terendam air danau hingga menyulitkan pengendara melintas. Jika air Danau Batur terus menerus meluap, bukan tidak mungkin Desa Terunyan akan terisolir karena akses jalan menuju desa wisata itu tak bisa dilalui sama sekali.
Salah seorang warga setempat, Jero Patuh mengaku sejak beberapa bulan terakhir dirinya terpaksa mengungsi ke rumah mertuanya lantaran rumah miliknya tak lagi bisa ditempati akibat terendam luapan air danau. Ketinggian air danau yang kini merendam rumahnya mencapai seleher orang dewasa.
Menurut Jero Patuh, meluapnya air Danau Batur disebabkan karena hujan deras yang beberapa bulan lalu terus mengguyur wilayah tersebut hingga mengakibatkan volume air danau meningkat. Meski kondisi meluapnya air danau sudah terjadi cukup lama namun dia mengaku belum ada perhatian pemerintah sampai saat ini.
Sementara itu Perbekel Desa Terunyan Wayan Arjana saat ditemui terpisah siang kemarin mengatakan, total jumlah bangunan rumah di desanya yang terendam luapan air Danau Batur sejak dua bulan terakhir mencapai 49 unit yang dihuni 62 KK.
Beberapa warganya yang rumahnya tak bisa ditempati karena terendam diakuinya sudah ada yang mengungsi ke rumah kerabat masing-masing. “Selain rumah, luapan air danau juga merendam beberapa fasilitas public di desa seperti toilet umum, balai banjar, dan fasilitas bale bengong, kios yang ada di dekat kuburan. Jalan aspal yang dulu sempat ditinggikan 1 meter oleh pemerintah kini juga sudah terendam lagi,” ungkapnya.
Dijelaskan Arjana, kondisi meluapnya air Danau Batur sebenarnya merupakan fenomena rutin yang terjadi setiap musim hujan. Hanya saja, meluapnya air Danau Batur kali ini adalah yang terparah sejak empat tahun terakhir. Melihat kondisi saat ini, Arjana mengaku tidak bisa memprediksi kapan luapan air danau batur yang merendam puluhan rumah dan fasilitas umum di desanya akan surut dan normal kembali.
Disampaikan juga oleh Arjana bahwa beberapa hari lalu Pemkab Bangli melalui BPBD dan Dinas PUTRKP sudah sempat turun ke Desa Terunyan untuk meninjau langsung kondisi yang terjadi. Pihaknya mengaku disarankan untuk melakukan rembug dengan masyarakat guna mencari kesepakatan, mengenai rencana pengungsian warga sementara ke tempat yang lebih aman.
“Tapi saya belum sempat kumpulkan masyarakat, apakah mau diungsikan atau tidak. Rasanya warga tidak setuju, karena dari pengalaman sebelumnya saat musim kemaru biasa luapan air akan surut,” kata Arjana. (dayu rina/balipost)