GIANYAR, BALIPOST.com – Karangan bunga yang berbahan styrofoam lumrah digunakan untuk ucapan selamat dalam sejumlah hajatan. Kondisi ini pun cukup disayangkan, mengingat sampah styrofoam tidak bisa direcycle dan berbahaya untuk lingkungan.

Melihat kondisi ini Trash Hero Indonesia punya ide kreatif dengan membuat karangan bunga berbahan organik. Sebuah karangan bunga berbahan organik ini tak kalah bagus dari karangan bunga berbahan styrofoam.

Bahannya dedaunan kering, kayu, buah dan material organik lainnya. Karangan bunga ini pun sudah menjadi tren baru. Lebih-lebih, saat ini sedang musim pernikahan.

Menurut Ketua Trash Hero Indonesia, I Wayan Aksara, Rabu (28/3), terciptanya karangan bunga organik ini adalah salah satu bentuk aksi nyata memerangi sampah plastik. Sebab, seperti diketahui setiap ada hajatan, karangan bunga yang lazim dikirimkan berbahan styrofoam.

Baca juga:  Cuaca Buruk di Selat Bali, Sepekan Ini Sejumlah Kendaraan Ambruk di Dalam Kapal

Padahal, sampah styrofoam tidak bisa direcycle dan menjadi ancaman bagi lingkungan. “Saat ini memang belum dirasakan dampak bahaya styrofoam itu. Tapi apakah kita harus menunggu bahaya itu di depan mata, baru mau berubah? Kan tidak, maka karangan bunga ini ada,” jelasnya.

Dikatakan, karangan bunga berbahan organik ini tercipta baru beberapa hari. Setelah diposting di media sosial, ide kreatif inipun mendapat cukup banyak tanggapan positif.

Baca juga:  Ibu Hamil Positif COVID-19, Begini Mekanisme Melahirkannya 

Bahkan pemesanan mengalir dari sejumlah tokoh yang peduli lingkungan untuk dikirimkan pada kerabat yang melangsungkan pernikahan. “Ini baru langkah awal, hari ini ada 2 pesanan. Besok 1,” jelasnya sembari sibuk merangkai daun-daun kering di kediamannya, Banjar Buruan, Blahbatuh.

Meski pesanan mengalir, Wayan Aksara mengungkapkan bahwa Trash Hero tidak sedang berbisnis. Bahkan dirinya tidak pernah membayangkan hal itu. “Tujuan awalnya, adalah supaya ide ini bisa disambut oleh masyarakat. Bahkan kami mengundang dan mengajak generasi muda di Bali agar menangkap peluang ini,” jelasnya.

Sementara menunggu gairah generasi muda untuk meneruskan perang terhadap sampah styrofoam ini, Trash Hero bersama timnya masih sibuk mengerjakan pesanan. “Karena ide ini sudah disambut, maka kami harus siap. Kami ada tim, sekitar 3 sampai 4 orang untuk merangkai bahan organik menjadi karangan bunga,” jelasnya.

Baca juga:  Seratusan Pelaku Pariwisata Nasional Ikuti ITB Berlin

Bahan-bahan organik yang bisa dimanfaatkan pun sangat mudah didapatkan. Seperti daun kering, kulit jagung, daun lontar dan lain sebagainya. “Saya yakin, generasi muda Bali itu kreativitasnya tinggi. Ayo berkreasi, kurangi sampah plastik,” ajaknya.

Untuk sebuah karangan bunga organik, harganya kisaran Rp 350 ribu sampai Rp 450 ribu. “Acara selalu ada di Bali, ini bisnis bagus jika mau dikembangkan,” ujarnya. (Manik Astajaya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *