SEMARAPURA, BALIPOST.com – Program city tour Kabupaten Klungkung yang belum berjalan optimal pascapeluncurannya 5 bulan lalu, membuat kalangan legislatif prihatin. Anggota DPRD Klungkung menilai pemkab perlu melakukan langkah-langkah lebih inovatif dengan menggali potensi lain.
Salah satu anggota DPRD Klungkung, I Made Jana, Minggu (1/4), mengatakan untuk mendapatkan hasil optimal, pemkab perlu duduk bersama dengan stakeholder terkait, seperti Asita, menyamakan persepsi terkait kunjungan wisatawan. “Harus ada kerjasama saling menguntungkan dengan pembawa tamu. Kita tidak bisa ego dalam menjual produk. Meskipun itu bagus, tetapi ketika pasar belum mengetahui, perlu ada upaya untuk mengenalkan,” tegasnya.
Jika dalam pengelolaan, pemkab masih memunculkan kesan pasif, ia menilai, perkembangan objek wisata maupun kunjungan akan berjalan lambat. Terlebih kabupaten/kota lain juga ada yang menerapkan program serupa. “Kerjasama yang dilakukan, misalnya ada beberapa persen pemasukan diberikan kepada pembawa wisatawan. Ini akan menjadi daya tarik. Konsep city tour juga ada di Denpasar. Para pengelola harus semakin aktif menjual ini,” ungkapnya.
Hal lain yang tak kalah penting untuk dlakukan, pemkab harus mampu melahirkan hal-hal inovatif dengan menggali potensi lain yang bisa menjadi pemanis. Seperti kuliner yang cukup variatif. “Harus ada pemikiran, wisatawan berkunjung dapat apa. Tidak cukup hanya melihat keindahan alam atau budaya. Kuliner ini bisa diangkat. Harus ada inovasi tiada henti. Baru kita bisa bersaing,” sebut wakil rakyat asal Nusa Penida ini.
Terkait wacana pemkab yang akan membentuk badan pengelola untuk city tour, ia menilai hal tersebut kurang tepat. Ibarat menembak tikus dengan dinamit. Menurutnya, itu lebih tepat jika menjadi satu dengan pariwisata Nusa Penida. “Badan pengelola sangat penting. Untuk control lebih maksimal. Tetapi lebih baik kalau city tour dengan Nusa Penida jadi satu,” tandasnya. (Sosiawan/balipost)