Gunung Agung. (BP/dok)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Aktivitas Gunung Agung yang mengeluarkan suara gemuruh membuat 5 KK yang terdiri dari 16 jiwa mengungsi. Mereka yang merupakan Banjar Telung Bhuana, Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Karangasem, tersebut mengungsi ke Posko Induk Tanah Ampo, Rabu (4/4).

Menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karangasem, IB Ketut Arimbawa, Kamis (5/4), warga yang terdiri dari 9 orang dewasa itu mengaku khawatir dengan suara gemuruh Gunung Agung. Mereka tiba di posko pada Rabu, sekitar pukul 20.00 Wita. “Selain karena alasan ada suara gemuruh, mereka mengaku was-was tinggal di rumahnya karena kemarin itu juga lereng gunung berkabut,” jelasnya.

Baca juga:  2.443 Ekor Sapi di KRB Gunung Agung Dievakuasi Satgas Peternakan dan Kesehatan Hewan

Arimbawa mengatakan para pengungsi itu disiapkan tempat bersitirahat di salah satu ruang rapat Posko Tanah Ampo. Untuk memberikan rasa aman serta mempermudah pelayanan, pihak Posko Tanah Ampo rencananya mengarahkan para pengungsi itu ke pos pengungsian yang masih aktif seperti Pos Pengungsian UPTD Pertanian di Rendang dan di Banjar Tegeh, Desa Amerta Bhuana, Kecamatan Selat.

Namun para pengungsi menolak. Mereka memutuskan kembali pulang pada pagi hari. “’Tapi rencana melanjutkan pengungsian tidak jadi. Dini hari tadi sekitar pukul 05.00 mereka sudah kembali ke kampungnya,” ungkap Arimbawa.

Baca juga:  Pembangunan Gedung MDA Karangasem Dimulai, Gelontoran Anggaran Capai Miliaran Rupiah

Salah seorang pengungsi, I Ketut Sukerta (40), mengaku memilih Tanah Ampo sebagian tempat mengungsi karena dinilai nyaman.

Sementara itu menyangkut kondisi Gunung Agung, Arimbawa mengaku sudah berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Agung di Rendang. Hasilnya, suara gemuruh dari dalam gunung merupakan hal wajar karena Gunung Agung masih aktif. Masyarakat diminta tetap tenang karena pemantauan dilakukan 24 jam penuh. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *