JAKARTA, BALIPOST.com – Kemenpar siap mendukung promosi potensi destinasi pariwisata Kabupaten Kepulauan Sula, Provinsi Maluku Utara. Secara demografi berada di antara perlintasan kawasan wisata Wakatobi dan Raja Ampat, sangat ideal dikembangkan sebagai wisata bahari (marine tourism) dan wisata minat khusus atau special interest tourism untuk para peminat diving.

“Kemenpar siap membantu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulaun Sula untuk melakukan kajian pasar. Terus terang hingga kini kami belum mempunyai kajian pariwisata tentang Kepulauan Sula. Karakteristik daerahnya mirip dengan Wakatobi dan Raja Ampat sebagai destinasi wisata bahari kelas dunia, keduanya mempunyai pasar terbesar Jepang dan Eropa,” kata Deputi Bidang Pemasaran I Kementerian Pariwisata, I Gde Pitana didampingi Bupati Kepulauan Sula Hendrata Thes saat jumpa pers persiapan even Festival Maksaira 2018 di Jakarta, kantor Kemenpar, Senin (9/4).

Baca juga:  #CEOMessage32: WIN Way Champions

Festival Maksaira 2018, akan berlangsung di Pantai Wai Ipa sampai dengan pantai Desa Bajo, Kabupaten Kepulauan Sula, Provinsi Maluku Utara, 15 April 2018 mendatang.

Menurut Pitana, Kabupaten Kepulaun Sula mempunyai potensi sebagai destinasi wisata bahari khususnya untuk diving dan fishing, namun demikian perlu dilakukan kajian secara holistik apa yang menjadi ciri khas dan keunggulan daerah ini, untuk dikembangkan menjadi wisata minat khusus atau special interest tourism.

Sedangkan Hendrata Thes menyatakan, Kabupaten Kepulaun Sula ingin berkembang sebagai destinasi wisata bahari dengan mengandalkan potensi yang dimiliki daerah. “Kami ingin beda dengan destinasi wisata bahari Wakatobi ataupun Raja Ampat. Untuk itu kami memerlukan dukungan Kemenpar melakukan kajian terhadap keunggulan destinasi Sula sebagai daya tarik pariwisata Kepulauan Sula,” kata Hendrata Thes.

Baca juga:  Makassar International Eight Festival, Siapkan 8 Sensasi untuk Wisatawan Mancanegara

Kegiatan Festival Maksaira 2018, kata Hendrata Thes, sebagai event atraksi wisata budaya dan bahari telah memasuki tahun ketiga dan akan dicatatkan sebagai pemecahan rekor MURI untuk peserta memancing ikan kerapu terbanyak yang ditargetkan diikuti sebanyak 3000 peserta di tahun 2018 ini, dimana tahun 2017 diikuti oleh 1700 peserta.

Ciri khas dari festival ini adalah kegiatan lomba mancing ikan kerapu dengan lokasi mancing di Pantai Desa Wai Ipa hingga pantai Desa Bajo. “Upaya penciptaan Rekor Muri ini sebenarnya bukan yang pertamanya dilakukan, karena tahun 2015 penghargaan MURI pernah diraih oleh Kabupaten Kepulauan Sula untuk event membakar ikan secara bersama-sama sepanjang 15 kilometer,” kata Hendrata Thes.

Baca juga:  Pesona Dewi Pule: Treking Sungai dan Belajar 12 Olahan Salak

Pitana menambahkan, Kemenpar mengapresiasi tekad Kabupaten Kepulauan Sula yang membangun daerahnya dengan menempatkan pariwisata, industri perikanan dan pertanian berbasis wawasan dan teknologi tepat guna sebagai program utamanya. Dengan semakin meningkatnya unsur 3A (atraksi, amenitas, dan aksesibilitas) ke depan Kabupaten Kepulauan Sula ingin menjadi sebagai daerah tujuan wisata di Provinsi Maluku Utara dengan mengandalkan potensi budaya (culture), alam (nature) dan buatan manusia (man made). (Nikson/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *