BANGLI, BALIPOST.com – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Bangli telah merenovasi bagunan pesanggrahan di Pasar Singamandawa Kintamani untuk dijadikan sebagai tempat Touris Information Center (TIC) pariwisata yang ada di wilayah tersebut. Hanya saja, bembangunan gedung yang menghabiskan anggaran Rp 600 juta lebih itu sampai detik ini tak kunjung dioperasikan. Kondisi itu, membuat bangunan terkesan terbengkalai.
Ada dua banguanan yang berdiri di lokasi tersebut. Bagunan sebagai TIC untuk objek wisata yang ada di kintamani dan bangunan toilet. Di dalam areal bangunan juga terdapat palinggih. Selain itu sejumlah tanaman juga ditanam untuk memperindah halaman. Tembok penyengker yang sebelumnya roboh kini sudah diperbaiki oleh pemborong. Hanya saja, kualitas pengerjaan tembok itu kurang bagus. Batu padas tembok banyak yang lepas dan plesteran tembok bruntukan alis tidak rapi. Bahkan sejumlah titik tembok sudah mengalami retak-retak.
Menurut sumber dilokasi, pembangunan gedung ini memang sudah lama selesai dikerjakan. “Kalau tidak salah akhir tahun 2017 pembangunan sudah selesai. Saya kurang tahu untuk dimanfaatkan apa bagunan ini. Kalau memang akan digunakan supaya bisa cepat dioperasikan. Kalau sekarang ini kan belum jelas untuk apa bangunan ini karena tidak ada orangnya,” ujar.
Dikonfirmasi, Kabid Bina Objek I Wayan Bona, pihaknya tidak tidak berani memberikan keterangan terkiat rencana pengoprasikan bangunan yang rencananya bakal dijadikan sebagai TIC tersebut.
“Saya belum bisa memberikan keterangan secara pasti kapan bangunan itu akan dioperasikan. Karena itu masalah teknis coba tanyakan langsung ke pak kadis,”singkatnya. Namun, terpisah Kadis Disparbud I Wayan Adnyana beberapa kali dikonfirmasi via telefon belum bisa dihubungi.
Sebelumnya, TIC belum bisa dioperasikan karena belum adanya sarana pendukung untuk mengoprasian tersebut seperti meja, komputer, petunjuk arah, papan informasi termasuk petugas penjaga dan yang lainnya.
“Untuk pengadaan sarana itu akan dilakukan tahun ini. Anggaran untuk perlengkanap sara penunjang mencapai Rp 150 juta,” ujar pejabat berkumis itu.
Dikatakannya, terkait petugas yang bakal ditempatkan di ITC kalau sudah siap dioprasian nanti, pihaknya bakal memaksimalkan orang-orang yang tergabung dalam organisasi kepariwisataan yakni Lokal Working Group (LWG) yang ada di masing-masing desa di Kintamani.
Sehingga LWG-LWG inilah yang bakal diminta untuk mengelola TIC tersebut. Maka dari itu, pihaknya berharap LWG-LWG ini supaya terus meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) jika ditunjuk untuk mengelola TIC. “Nanti mereka bertugas untuk menyampaikan semua informasi yang berterkaitan dengan pariwisata yang ada di Kintamani kepada pengunjung,” imbuh Adnyana
Dipilihnya lokasi tersebut untuk TIC itu, mengingat bangunan tersebut merupakan cikal bakal dari Pariwisata Kintamani dan merupakan peninggalan Jepang. Kala itu bangunan digunakan oleh para pengunjung untuk melihat panorama alam di seputaran Gunung Batur. Dan kini bangunan yang memiliki nilai sejarah itu.(eka prananda/balipost)