Supplier menunjukkan hasil tangkapan lobster nelayan. (BP/dok)

TABANAN, BALIPOST.com – Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perikanan dan Kelautan masih mengijinkan ekspor lobster dengan berat 205 gram. Karenanya peluang ekspor lobster jenis pasir yang biasanya ada di pesisir pantai Tabanan masih besar. Sayangnya meski ekspor masih terbuka lebar dan banyak permintaan, pengadaan lobster dari nelayan justru seret alias paceklik.

Salah seorang supplier lobster di Yeh Gangga Tabanan, Dewa Gede Ada Artana, Rabu (11/4) mengungkapkan, kondisi paceklik lobster ini di mulai sejak akhir bulan Maret. Saat musim lobster nelayan biasanya bisa menangkap sebanyak 100 kilogram dalam sehari. Namun sekarang ini rata-rata hanya lima kilogram per hari.

Baca juga:  Dari Perhelatan IMF-WB, Segini Pemasukan untuk Bali

Penurunan penangkapan ini tentu disayangkan mengingat pasar ekspor saat ini terbuka lebar dengan adanya permintaan sepanjang tahun tanpa batas terutama ke Tiongkok. ‘’Tetapi karena kondisi paceklik, permintaan pasar ini menjadi tidak terpenuhi dengan maksimal sekarang,” ujarnya.

Ia menambahkan meski terjadi pelemahan Rupiah terhadap Dollar As, tidak mempengaruhi harga jual eskpor lobster. Saat ini harga lobster untuk ekspor masih bertahan diharga Rp 270.000 per kilogram.

Baca juga:  Kapolda Lepas Ribuan Personel Pengamanan TPS

Musim paceklik lobster ini lanjutnya akan terjadi hingga bulan Juni mendatang. Dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, peningkatan jumlah tangkapan lobster atau panen akan  terjadi lagi pada Agustus hingga November nanti.

Dewa Artana menambahkan pada musim lobster mendatang diperkirakan harga jual lobster untuk ekspor justru mengalami peningkatan signifikan dan momen tersebut bisa menjadi keuntungan untuk nelayan.

‘’Pada musim panen Agustus-November nanti, harga jual ekspor lobster ini akan mengalami lonjakan. Sebab, ketika lobster di dalam negeri panen, saat itu negara produsen lobster lainnya sedang menghadapi musim paceklik produksi,’’ ujarnya.

Baca juga:  Baru Empat Balon Kembalikan Formulir ke Asprov

Kondisi paceklik lobster yang dialami negara produsen lain ini tentu menyebabkan ketersediaan lobster menjadi langka. Karena permintaan eskpor lobster tidak terhingga dan langkanya produksi lobster tentu akan menaikkan harga jualnya.

Dewa Artana memprediksi, harga lobster saat itu bisa saja naik menjadi Rp 400 ribuan per kg. ‘’Sehingga pada musim panen nanti kemungkinan akan memberi keuntungan bagi kalangan nelayan lobster di Yeh Gangga,’’ ujarnya. (wira sanjiwani/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *