MANGUPURA, BALIPOST.com – Untuk meningkatkan soliditas antar instansi, Kamis (12/4) dilaksanakan latihan parsial pengamanan dan evakuasi bencana melalui jalur laut. Bertempat di perairan Nusa Dua, latihan ini melibatkan pihak TNI Angkatan Laut (TNI AL),BNPB, Basarnas, BPBD.
Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), B. Wisnu Widjaja ditemui usai latihan mengatakan, latihan ini bertujuan untuk mengukur seberapa cepat proses evakuasi saat terjadi bencana melalui laut apabila menghadapi kondisi ketinggian ombak tertentu. Sehingga, dengan demikian, diharapkan bisa diketahui seperti apa langkah yang perlu dilakukan untuk proses penangannannya.
Dalam kaitannya dengan penanggulangan bencana, latihan seperti ini diharapkan bisa dilakukan terus menerus sehingga bisa ditemukan bagaimana SOP yang terbaik. Disini juga bisa tercipta suatu kerjasama yang solid, baik dari pihak TNI AL, Basarnas, BPBD. “Dalam kesiapsiagaan, tentu nantinya semua akan terlibat. Tidak mungkin saat penanganan dilapangan hanya dilakukan oleh satu institusi saja,” katanya.
Sementara Dansatgas Lat Parsial, Kolonel Laut (P) Sawa mengatakan, gladi parsial ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan TNI AL. Kegiatan ini memang digelar untuk melakukan pengamanan dan evakuasi antisipasi bencana alam, serta mendukung HKP tahun 2018. Terutama dalam melakukan pengamanan dan evakuasi melalui jalur laut.
“Agar mendapat hasil yang optimal, perlu dilatihkan dari berbagai pihak terkait, untuk bersama-sama bersinergi melaksanakan kerjasama dan Saling mengisi kekurangan yang ada” ucapnya.
Pada latihan tersebut, digunakan satu unit kapal jenis bantu Rumah Sakit yaitu KRI Dr Soeharso-990, Lanal Denpasar, Landing Craft Unit (LCU), Helicopter, Sea Rider, Perahu karet. Tiga loading helicopter juga disiapkan dengan jarak tempuh sekitar 3 menit dari KRI yaitu Helipad Peninsula, Lapangan Hotel St Regis, dan Lapangan Lagoon. Sedangkan pantai yang digunakan untuk menjemput personel adalah di pantai Mengiat, Nusa Dua.
Skenario yang dijalankan yaitu, evakuasi dari tempat berkumpul menggunakan LCU, Sea Rider, Perahu karet, maupun helikopter menuju KRI. Dengan latihan ini, diharapkan semua pihak siap dalam kesiapsiagaan menanggulangi bencana, khususnya untuk pelaksanaan IMF Annual Meeting bulan Oktober mendatang. (yudi kurnaedi/balipost)