TABANAN, BALIPOST.com – Masyarakat Bali yang didominasi umat Hindu membutuhkan buah untuk kelengkapan upacara keagamaannya. Buah yang utama dan harus ada adalah buah pisang. Namun, kebutuhan yang besar tidak sebanding dengan produksi pertanian lokal sehingga kebutuhan akan pisang ini masih tergantung dari luar.
Karenanya, untuk meningkatkan produksi pisang, Dinas Pertanian Tabanan mengembangkan kawasan pisang di daerah Penebel dan Selemadeg Timur. Kepala Bidang Pengembangan Produksi dan Hortikultura Dinas Pertanian Tabanan, Wayan Suandra, Kamis (11/4) mengatakan, kawasan penghasil pisang di Tabanan cukup luas yaitu di daerah Pupuan, Selemadeg Raya, Penebel, Kerambitan dan Baturiti.
Sayangnya, masih sedikit petani yang menerapkan penanaman mengkhusus dan masih secara tumpang sari. Dalam pengembangan kawasan pisang di dua daerah yaitu Penebel dan Seltim yang dimulai tahun ini, menurut Suandra, rencananya diterapkan di lahan seluas 60 hektar. Pendanaan dari pusat atau APBN berupa sarana produksi dan bibit.
Selain pengembangan kawasan pisang, lanjut Suandra pihak Dinas Pertanian juga telah mendorong petani untuk melakukan rehabilitasi pisang lokal yang hasilnya tidak baik dengan pisang unggul seperti pisang hijau Taiwan dan pisang sari. Juga telah dilakukan pelatihan ke petani mengenai penerapan teknologi seperti penjarangan anakan, pemupukan dan pembukusan buahnya supaya tidak terserang Organisme Penggangu Tanaman (OPT).
Langkah-langkah ini menurut Suandra telah diterapkan petani untuk meningkatkan produksi buah pisang di Tabanan. Meski demikian, ternyata hasil panen pisang Tabanan masih belum bisa memenuhi kebutuhan lokal.
Berdasarkan data tahun 2017 pisang yang dihasilkan dari pertanian Tabanan mencapai 920.543 kuintal, penghasil terbesar dari Selemadeg Barat sebanyak 900.252 kuintal menyusul Penebel sebanyak 9.914 kuintal. Selain itu ada Baturiti sebanyak 5.104 kuintal, Selemadeg 3.406 kuintal, Kerambitan 1.290 kuintal, Tabanan 500 kuintal, Selemadeg Timur 50 kuintal, Marga 13 kuintal dan Kediri sebanyak 11 kuintal. (Wira Sanjiwani/balipost)