GIANYAR, BALIPOST.com – Kebersihan menjadi prioritas Desa Pakraman Padangtegal, Ubud. Hal ini dilakukan menjaga kenyamanan wisatawan yang berkunjung.

Upaya itu pun kini bisa dioptimalkan desa pakraman ini, terlebih setelah diberikan bantuan lima mesin pengolahan sampah dari Dinas Pariwisata Daerah (Disparda) Kabupaten Gianyar. Bendesa Pakraman Padangtegal, Made Gandra mengatakan selama ini desanya memang serius menangani persoalan sampah.

Salah satunya melalui program pemilahan sampah organik dan nonorganik. Bahkan ribuan pengusaha akomodasi di kawasan desa wisata ini pun diwajibkan melaksanakan program tersebut. “Tidak hanya warga tetapi seluruh pengelola akomodasi yang ada di Desa Pakraman Padangtegal wajib ikut memilah produksi sampahnya sendiri setiap hari,” ucapnya.

Program yang tercantum dalam perarem, sudah berjalan sepanjang tahun ini. Risikonya bila ada yang tidak mematuhi, petugas tidak akan mengambil sampah yang bersangkutan, baik itu warga ataupun pengusaha akomodasi. “Kalau sampah tidak diambil ini menjadi persoalan bagi mereka, terkait kenyamanan terhadap pengunjung dalam hal ini wisatawan,” katanya.

Baca juga:  Tekan Alih Fungsi Lahan, Diharapkan Retribusi PBG Tak Jadi Andalan Pendapatan

Upaya mengajak pengusaha akomodasi ini sudah dilakukan sejak lama melalui sejumlah sosialisasi. Mereka juga mendapat pemberitahuan tertulis dari pihak desa untuk mengikuti aturan tersebut. “Pelaksanaan ini juga bersangkutan dengan ketentuan permohonan ijin usaha ke pihak desa, jadi harus dipatuhi demi menjaga kebersihan Objek Wisata Ubud,” terangnya.

Dikatakan Desa Pakraman Padangtegal sudah memiliki 4 truk sampah. Armada ini pun sudah dibagi, truk khusus mengambil sampah organik dan non organik.

Kini, melalui Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, Desa Pakraman Padangtegal memperoleh bantuan mesin pengolah sampah. Tepatnya ada lima mesin pengolah sampah yang serahkan pada rumah kompos dikelola oleh desa setempat. “Ada lima mesin pengolahan sampah diberikan untuk membantu Desa Padangtegal untuk mengelola sampah,” katanya.

Baca juga:  TPS3R dan TPST Diragukan Jadi Solusi Masalah Sampah

Dikatakan permasalahan sampah merupakan tanggung jawab bersama untuk membangun Ubud lebih baik ke depannya. Adapun mesin yang diberikan oleh Kementrian Pariwisata Republik Indonesia adalah mesin pencacah sampah plastik, mesin pengaduk kompos, mesin pres hidrolis plastik, mesin perajang plastik dan mesin pencuci plastik. “Dengan adanya alat di Rumah Kompos Padang Tegal akan menambah kepercayaan diri tim Rumah Kompos ketika menerima kunjungan atau memberikan sosialisasi ke tempat lain,” tambahnya.

Lebih lanjut Gandra berharap pengelolaan sampah Desa Padangtegal dijadikan contoh di tempat lain. Tim Rumah Kompos Desa Padang Tegal akan terbuka untuk siapa saja yang mau mengadopsi cara pengolahan sampah disana. “Kami juga siap apabila diundang oleh kelompok masyarakat di seluruh Bali untuk bersosialisasi mengenai pengolahan sampah. Tim rumah kompos siap datang, karena itu merupakan bagian dari komitmen kita mewujudkan Bali Bersih,” ujar Gandra.

Baca juga:  Kuliner Bali yang Masih Eksis

Sementara Kadisparda Gianyar, Anak Agung Bagus Ari Brahmanta meminta komitmen Desa Padangtegal didukung oleh desa sekitarnya. Mensinergikan pola hidup bersih dan bebas sampah plastik diperlukan membangun visi bersama.

Menurut pejabat yang akrab disapa Gung Ari itu, membangun visi bersama alangkah baiknya jika dibangun dengan forum komunikasi antar bendesa se-Kecamatan Ubud. “Tujuanya Agar visi kedepannya Ubud memiliki kesamaan langkah dalam pengelolaan sampah,” terang Ari Brahmanta. (Manik Astajaya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *