SEMARAPURA, BALIPOST.com – Sekaa gong di Kabupaten Klungkung cukup banyak. Kesenian tradisional ini tak sebatas digeluti kaum laki-laki.
Perempuan pun aktif menggeluti kesenian. Salah satunya terdapat di Desa Dawan Kaler, Kecamatan Dawan. Namanya Gita Manik Swari.
Sekaa ini terdiri dari 40 orang yang masih usia muda maupun tua. Meski ada perbedaan, kepiawaiannya dalam memainkan berbagai instrumen tak perlu diragukan lagi. Jarinya yang lentik bergerak indah menutup lubang-lubang seruling. Menciptakan alunan nada yang berbeda. Bersatu padu dengan suara instrumen lain sehingga enak didengar.
Perbekel Dawan Kaler, I Made Sudarmawa mengatakan sekaa ini terbentuk lima tahun lalu. Bukan karena paksaan, namun keinginan dari sejumlah PKK. Alasannya tak sebatas ingin ikut ambil bagian dalam pelestarian seni dan budaya. Lebih mendasar lagi, supaya bisa ngayah di pura-pura saat ada upacara. “Keinginan supaya bisa ngayah menjadi salah satu alasan ini terbentuk. Kalau ada piodalan atau upacara lain di pura desa, mereka ikut tampil,” ungkapnya, Sabtu (14/4) kemarin.
Anggota sekaa ini awalnya hanya segelintir yang mengerti soal tabuh. Sebagian besar yang kesehariannya berkutat dengan profesi berbeda, seperti petani, dagang maupun pegawai swasta masih kebingungan. Namun setelah diberikan pelatihan, justru mereka menikmati. “Memang diawal agak sulit belajar. Sama sekali ada belum pernah memegang panggul. Tapi setelah dilatih terus, jadi bisa,” jelasnya.
Pada Pesta Kesenian Bali (PKB) tahun ini, Pemkab memberikannya kepercayaan untuk mewakili Klungkung. Ini disambut antusias. Latihan sudah dilaksanakan sejak beberapa bulan lalu. Dua kali dalam seminggu. “Persiapan sudah jalan terus,” kata Sudarmawa.
Pentas depan umum bukan menjadi hal baru bagi sekaa ini. Beberapa kali sudah pernah unjuk gigi pada acara yang digelar pemkab. (Sosiawan/balipost)