BANGLI, BALIPOST.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bangli bersama Dinas Sosial dan Dinas PUPRKP telah melakukan kajian untuk mengatasi persoalan terkait puluhan rumah warga di Desa Terunyan, Kintamani, Bangli yang terendam air danau beberapa waktu lalu.
Hasilnya, alternatif jangka pendek yang bakal dilakukan untuk mengurangi resiko yakni dengan cara mengungsikan warga ke tenda-tenda pengungsian yang dibangun.
Hanya saja, untuk menjalankan rencana tersebut pihaknya masih akan melakukan koordinasi lebih lanjut dengan Perbekel Terunyan terkait rencana untuk mengungsikan warga.
Kepala Pelaksana BPBD Bangli I Wayan Karmawan saat dikonfirmasi Minggu (15/4) mengungkapkan, untuk memastikan hal tersebut dalam waktu dekat ini pihaknya bakal turun ke Terunyan untuk melakukan komunikasi secara langsung untuk menanyakan terkait tindak lanjut yang akan dilakukan apakah warga yang rumahnya terancam akibat naiknya air danau bakal diungsikan atau tidak.
“Sebelumnya pak mekel Terunyan meminta waktu kepada kami untuk lebih dulu melakukan komunikasi lebih lanjut dengan warganya terkait rencana tersebut. Rencananya Senin atau Selasa kami akan turun ke Terunyan untuk menanyakan hal itu. Apakah warga bakal diungsikan atau tidak. Setelah itu kami baru bisa memberikan kepastian secara jelas,” ungkapnya.
Ditanya, jika nantinya puluhan warga yang rumahnya terdampak siap untuk diungsikan, Karmawan menjelaskan, pihaknya juga belum bisa memastikan dimana lokasi atau tempat yang bakal dipergunakan untuk menampung warga. Maka dari itu, pihaknya bakal mencari solusi bersama dengan Perbekel Terunyan dimana bagusnya tempat untuk warganya jika diungsikan.
“Karena disana ada Balai Banjar apakah sementara akan diungsikan disana atau memilih tempat yang lain yang lebih aman. Tapi untuk memastikan itu perlu adanya pembicaraan lebih lanjut. Kalau memang warga tidak mau diungsikan kami juga harus ada tindak lanjut apa yang akan kila lakukan,” paparnya.
Untuk saat ini, kata Karmawan sejumlah warga yang rumahnya terendam air danau masih ada tinggal atau numpang di rumah kerabatnya yang lokasinya lebih aman. Mengingat, sekarang ini sudah memasuki musim kemarau, warga berharap air danau yang naik secepatnya bisa surut. Sehingga warga yang sebelumnya bergeser ke rumah kerabatnya, bisa segera kembali kerumahnya masing-masing untuk melakukan aktivitas seperti biasanya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Pemkab bangle telah melaukan kajian lapangan terait kejadian terendamnya puluhan rumah warga di Desa Terunyan Kintamani oleh air Danau Batur. Sesuai hasil kajian, salah satu solusi alternatif jangka pendek yang bisa dilakukan untuk mengurangi resiko ancaman yakni mengungsikan masyarakat ke tenda-tenda pengungsian.
Sementara solusi jangka panjangnya, mereklamasi area terdampak untuk menaikan level permukaan tanah dari air danau. Sesuai hasil kajian di lapangan disampaikan bahwa ada dua alternatif yang bisa dilakukan sebagai solusi untuk mengurangi resiko ancaman antara lain. Solusi jangka pendek yang bisa dilakukan yakni mengungsikan masyarakat ke fasilitas umum, ke rumah kerabat yang aman dari ancaman serta mengungsikan masyarakat ke tenda-tenda pengungsian.
Sementara solusi jangka panjangnya, yakni melakukan kajian lebih mendalam dengan melakukan studi dampak kenaikan muka air danau dan penangananya terhadap wilayah pemukiman masyarajat di sekitar Danau Batur. Kegiatan ini harus dilakukan koordinasi antara pemerintah daerah, provinsi dan pusat dengan tingkat kewenangannya masing-masing. Selain itu solusi jangka panjang lainnya adalah melakukan reklamasi terhadap area terdampak guna menaikan level permukaan tanah dari permukiman air danau untuk selanjutnya dilakukan pembangunan kembali di Kawasan tersebut. (eka prananda/balipost)