Penglipuran
Wisatawan mengunjungi Desa Pengliburan, Bangli. (BP/dok)

BANGLI, BALIPOST.com – Kabupaten Bangli merupakan satu-satunya kabupaten di Bali yang tidak memiliki akomodasi pariwisata berupa hotel berbintang. Bukannya tidak ada investor yang melirik Bangli untuk membangun hotel berbintang.

Namun, kabupaten ini merupakan satu-satunya yang tidak memiliki kawasan pariwisata. Akibatnya, Bangli tidak bisa dibanguni hotel berbintang maupun fasilitas pariwisata, seperti halnya di kabupaten lainnya.

Dampaknya, pariwisata dan ekonomi masyarakat di Bangli tidak bisa berkembang meski setiap tahunnya Bali kedatangan turis hingga jutaan orang.

Baca juga:  Memprihatinkan, Bayi Dua Bulan di Banjar Belok Menerita Hydrocepalus

Kondisi ini sangat disayangkan mantan anggota DPRD Bangli Ida Bagus Santosa. Ia mengungkapkan di Bali saat ini terdapat 16 kawasan yang masuk sebagai kawasan pariwisata. Dari belasan kawasan pariwisata tersebut, tak satupun terdapat di Kabupaten Bangli.

Lantaran tidak memiliki kawasan pariwisata, investor tidak bisa membangun fasilitas pariwisata berupa hotel berbintang di Bangli. Wisatawan yang datang ke Bangli selama ini pun, dinilainya hanya sekedar “kencing”.

Menurutnya, keberadaan hotel berbintang di suatu daerah sangat berdampak besar terhadap perkembangan pariwisata dan ekonomi masyarakat di sekitarnya. Dengan adanya hotel berbintang, fasilitas penunjang pariwisata lainnya akan bermunculan dan perkembangan ekonomi masyarakat akan bergerak dinamis. “Selama ini Bangli terkesan seperti dianaktirikan. Dari sisi wilayah Bangli memiliki banyak destinasi yang layak jual. Tapi Bangli tidak diberikan jatah kawasan pariwisata, dan hanya diberikan tugas suci menjaga gunung dan danau,” ujarnya.

Baca juga:  Ingin Sesuatu yang Unik? Coba Deh Kamu Kunjungi 3 Resto Ini

Pria asal Desa Demulih, Susut ini juga sangat menyayangkan meski kondisinya demikian, tidak satupun pihak di Bangli yang mau protes meminta keadilan agar Bangli bisa ditetapkan menjadi kawasan pariwisata. Pemerintah Kabupaten Bangli, menurut Santosa, terkesan hanya menerima nasib. “Langkah yang harus dilakukan sekarang, orang Bangli harus bersatu menuntut haknya. Harus ada perubahan regulasi agar Bangli memiliki kawasan pariwisata. Sehingga ekonomi masyarakat di Bangli bisa tumbuh dan berkembang. Jangan hanya terima nasib,” kata Santosa. (Dayu Swasrina/balipost)

Baca juga:  Suplai Dua Negara Ini Turun, Bali Berpeluang Ekspor Kakao dengan Harga Tinggi
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *