DENPASAR, BALIPOST.com – Kongres International Veteran Cycle Association (IVCA) 2018 menghasilkan rekomendasi diantaranya mendorong lahirnya kebijakan transportasi yang ramah lingkungan di tanah air. Kongres yang diikuti pecinta sepeda tua dari 33 negara itu, berlangsung di Hotel Inna Grand Bali Beach Sanur-Denpasar, 12-15 April 2018.
Ketua Panitia IVCA 2018 Bambang Waluyojati mengatakan, kongres merupakan acara puncak dari serangkaian acara yang digelar di Bali. Acara IVCA di Bali, khususnya di Kota Denpasar diantaranya diisi dengan cultural ride di kota Denpasar. Sebelumnya, kata dia, dilakukan kegiatan lingkungan dengan penanaman pohon bakau (mangrove) di kawasan Pantai Serangan.
Selain itu, dilanjutkan dengan “Vintage Bicycle Village” dengan tema “Kampoeng Jadoel” serta “fun race” berbagai kategori. Pada puncak acara dilakukan parade sepeda internasional berkeliling Denpasar sejauh 25 km dengan pakaian khas negara masing-masing dalam semangat keberagaman. “Sedangkan peserta dari Indonesia mengenakan pakaian tradisional dari berbagai daerah di Tanah Air,” ujar Bambang.
Bambang mengatakan, terpilihnya Indonesia khususnya Bali sebagai tuan rumah IVCA 2018 merupakan suatu kebanggaan karena Indonesia merupakan negara pertama di Asia yang menjadi tuan rumah sejak kongres IVCA pertama kali di Grantham, Inggris tahun 1981. “Indonesia juga merupakan negara yang memiliki penggemar sepeda tua terbanyak di seluruh dunia. Kami mengucapkan terima kasih kepada Pemkot Denpasar yang telah mendukung acara IVCA dan memberikan ruang yang luas dalam kegiatan tersebut,” ujarnya.
Ketua Umum Komunitas Sepeda Tua Indonesia (KOSTI) Joko R. Prihartono menambahkan kegiatan IVCA 2018 menjadi ajang berkumpulnya penggemar sepeda tua dari seluruh dunia. Sekitar 10 ribu peserta meramaikan kegiatan kongres di Denpasar yang juga memecahkan rekor “Guinness Book of Record” dalam kategori “Parade Sepeda Klasik Terbesar di Seluruh Dunia”. “Kami ingin melestarikan budaya Indonesia melalui sepeda tua, dan menjadi kesempatan yang bagus untuk memperkenalkan budaya Indonesia karena merupakan cermin kekayaan budaya kita,” katanya.
Parade Sepeda Tua
Pada hari terakhir rangkaian kongres, digelar Parade Sepeda Tua, dan menjadi parade sepeda tua terbesar di dunia sejak even serupa di Inggris tahun 1981. Parade dilepas Presiden International Veteran Cyrcle Assosiation (IVCA), Dirk Van Luchem di Hotel Grand Inna Bali Beach, Sanur-Denpasar, Minggu (15/4).
Parade terlihat semarak, karena peserta melengkapi sepeda mereka dengan berbagai asesoris dan atribut asal daerah masing-masing seperti pakaian daerah. Berbeda dengan para peserta dari negara lainnya yang terlihat mencolok karena menggunakan sepeda klasik jenis Penny Farthing, yakni sepeda yang roda depannya besar dan roda belakanggnya lebih kecil.
Ribuan pemilik sepeda tua terlihat antusias mengikuti parade. Sebelum berangkat gowes, mereka tampak mengabadikan momen berfoto bersama. Momen ini memang langka, karena para penggemar sepeda onthel tua dari berbagai negara berkumpul di Bali dengan memamerkan sepeda yang mereka miliki, sekaligus pakaian kebanggaan mereka.
Salah satu perserta dari Belanda yang datang beraama istri dan putrinya mengaku senang bisa bertemu sesama pecinta sepeda tua dari berbagai negara. “Sangat fantastik, dan event ini sangat bagus di Bali. Kita bisa berkumpul bersama-sama dari negara yang berbeda-beda,” ujarnya. (Nikson/balipost)
PLTU CELUKAN BAWANG semestinya jaman now bahan bakar nya mengutamakan dampak lingkungan hidup khusus nya PETANI NELAYAN yang menggantungkan hidupnya disekitar pabrik, jangan cari2 alasan dg tetap pake batu bara