Lomba kelurahan. (BP/ist)

KELURAHAN Beng hampir identik dengan industri garmen di Gianyar. Sejak dulu daerah ini terkenal dengan industri kain tenun dan baju barongnya. Puluhan industri kecil dan kerajinan di Kelurahan Beng menjadi andalan masyarakat sebagai tumpuan mencari nafkah. Industri tersebut bahkan sudah berdiri selama puluhan tahun dan memiliki nama hingga tingkat nasional.

Hal tersebut disampaikan Lurah Beng, Putu Pradana Kamajaya ketika memaparkan profil Kelurahan Beng pada penilaian perlombaan kelurahan tingkat provinsi Bali dibalai Banjar Kelod Kauh Beng, Gianyar, Senin (16/4).

Selain garmen, di kelurahan ini juga banyak terdapat industri rumah tangga terutama di bidang kuliner (kue tradisional), dan alat-alat perlengkapan upacara. Masyarakat Kelurahan Beng membentuk kelompok usaha bersama (Kube) untuk mendirikan usaha mini market. Mini market modern dibangun untuk menampung dan memasarkan sarana upakara serta pesanan banten dari tingkat kecil sampai ke tingkat besar.

Baca juga:  Kasus Harian Melandai, Bali Masih Bertahan di Zona Kuning COVID-19

“Kelurahan Beng dengan Luas wilayah 182,85 Ha berpenduduk 5.043 jiwa mampu menurunkan angka kemiskinan dari 222 KK ditahun 2016 menjadi 98 KK di tahun 2017. Hal ini dapat dilihat dari penurunan penerima raskin atau rastra di kelurahan Beng,” tambah Putu Pradana.

Lebih lanjut Penjabat Bupati Gianyar Ketut Rochineng menjelaskan lomba ini bertujuan untuk mengevaluasi perkembangan kelurahan. “Lomba kelurahan merupakan upaya untuk pemberdayaan masyarakat, melalui proses penguatan kelembagaan, peningkatan motivasi, dan gotong-royong masyarakat” tambah Rochineng.

Kelurahan Beng dipilih mewakili Kabupaten gianyar setelah melewati evaluasi di tingkat kabupaten yang dilihat melalui evaluasi diri, instrument pengungkap data, dan nilai perkembangan kelurahan.

Ketua Tim Penilai, Ketut Lihadnyana mengatakan, lomba kelurahan diharapkan mampu memberikan gambaran yang konkrit tentang sejauh mana program pembangunan dapat diimplementasikan, dimanfaatkan, dan dilestarikan oleh masyarakat kelurahan. Langkah konkrit yang dimaksud adalah bagaimana meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. “Jangan sampai lomba kelurahan ini menjadi beban namun mampu membangkitkan kesadaran untuk senantiasa memelihara rasa kebersamaan” tambah Lihadnyana.

Baca juga:  WAN-IFRA Gelar Publish Asia 2018 di Bali

Lihadnyana mengajak seluruh tim untuk melaksanakan tugas sebaik-baiknya dengan menilai secara objektif. Tim pendamping dari kelurahan juga diharapkan mampu memfasilitasi serta memberikan informasi data selengkapnya. Kabupaten Gianyar merupakan kabupaten kelima yang dinilai dari tujuh kabupaten yang ikut dalam lomba kali ini, karena Kabupaten Tabanan tidak memiliki kelurahan dan Kabupaten Badung telah merubah status kelurahan menjadi desa.

Setelah pemaparan dari Lurah Beng dan ucapan selamat datang dari penjabat bupati, tim diajak melihat pameran produk unggulan Kelurahan Beng sebelum melakukan penilaian. Pj. Bupati yang ditemui ditengah-tengah acara mengatakan ada tiga bidang yang dinilai dalam lomba kali ini yaitu, Bidang Pemerintahan yang meliputi aspek pemerintahan kelurahan, kinerja, inisiatif dan kreatifitas dalam pemberdayaan masyarakat, kelurahan berbasis teknologi informasi, serta kelestarian adat dan budaya. Bidang Kewilayahan meliputi aspek identitas, batas, inovasi, tanggap dan siaga bencana. Serta Bidang Kemasyarakatan meliputi partisipasi masyarakat, lembaga, pemberdayaan kemasyarakatan, keamanan, ketertiban, pendidikan, kesehatan, ekonomi, penenggulangan kemiskinan dan peningkatan kapasitas masyarakat. “Kelurahan Beng sudah melakukan evaluasi  dari tahun ketahun sampai saat ini semua perbaikan dan pembangunan sudah menunjukkan peningkatan, bahkan Kelurahan Beng sudah dua kali meraih juara lomba kelurahan tingkat provinsi dan juara lima secara nasional” ujar Rochineng.(adv/balipost)

Baca juga:  KUKM Dukung Kemandirian Industri Otomotif
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *